Dalam sesi tersebut, panelis menanyakan bagaimana Banda Aceh memastikan keberlanjutan dan peningkatan skala pengelolaan depo WCP dalam jangka panjang, terutama dalam menjaga partisipasi konsisten dan dukungan finansial bagi para manajer perempuan.
Menjawab hal tersebut, Illiza menjelaskan bahwa kunci keberlanjutan program ini terletak pada komitmen Pemerintah Kota melalui dukungan kebijakan dan alokasi anggaran yang konsisten.
Ia menambahkan, sosialisasi berkelanjutan, pendampingan lapangan, dan pemberian insentif menjadi faktor penting untuk menjaga motivasi para pengelola.
Pemerintah Kota juga tengah mengupayakan agar insentif bagi cleaning leaders atau ketua WCP dapat bersumber dari dana gampong.
Lebih lanjut, Wali Kota Illiza menegaskan bahwa dalam RPJM Banda Aceh 2025 - 2029, program WCP menjadi bagian dari kebijakan prioritas lingkungan “Asri: Aksi Solutif untuk Ramah Lingkungan”.
Baca: Wali Kota dorong pertumbuhan ekraf lewat program Banda Aceh Academy
Serta, mendukung pengarusutamaan gender melalui program “Peduli: Perempuan, Disabilitas, dan Anak untuk Lingkungan Inklusif.” Dengan demikian, WCP tidak hanya berkontribusi pada kebersihan kota, tetapi juga menjadi wadah pemberdayaan sosial dan ekonomi bagi perempuan.
“Keberlanjutan program ini bukan semata tentang anggaran, tetapi tentang komitmen, kepercayaan, dan kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat dalam menjaga Banda Aceh tetap bersih dan berdaya,” ujarnya.
Wali Kota juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam kesuksesan inovasi tersebut. "Penghargaan ini adalah bentuk pengakuan dunia terhadap kerja keras para perempuan di Banda Aceh yang telah menjadi penggerak perubahan di tingkat komunitas," katanya.
Illiza menambahkan, penghargaan ini akan menjadi motivasi bagi Banda Aceh untuk memperkuat sistem WCP dan memperluas implementasinya ke seluruh kecamatan agar manfaatnya semakin besar dan berkelanjutan.
Sebagai informasi, saat ini CityNet menaungi 159 kota dan organisasi anggota dari berbagai negara di Asia Pasifik. Melalui platform urban SDG, jaringan ini menjadi wadah bagi kota-kota anggotanya untuk berbagi inovasi dan praktik terbaik menuju pembangunan berkelanjutan.
Baca: Wali Kota Banda Aceh segel penginapan langgar syariat Islam
