Banda Aceh (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mempercepat pembangunan hunian sementara bagi korban bencana di tiga provinsi di Pulau Sumatra, Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari di Banda Aceh, Kamis, mengatakan sejumlah kabupaten kota terdampak bencana di tiga provinsi tersebut sudah mengajukan lahan pembangunan hunian sementara.
"BNPB mempercepat pembangunan hunian sementara di semua kabupaten kota terdampak bencana. Pembangunan hunian sementara ini juga sudah dimulai di beberapa daerah," katanya.
Untuk Provinsi Aceh, kata Abdul Muhari, pembangunan hunian sementara sudah dimulai di Kabupaten Pidie sebanyak 12 unit. Hunian sementara tersebut dibangun Gampong Blang Pandak, Kecamatan Tangse
"Kabupaten Nagan Raya juga sudah mengusulkan pembukaan hunian sementara di sejumlah titik. Saat ini, sedang dilakukan pengecekan identifikasi dan kesesuaian lahan," kata Abdul Muhari.
Berikutnya, di Kabupaten Aceh Barat, kata dia, pemerintah daerah telah mengidentifikasi lima lokasi pembangunan hunian sementara. Begitu juga dengan Kabupaten Bener Meriah, diusulkan empat titik di empat kecamatan.
"Sejumlah kabupaten kota lainnya di Aceh seperti Aceh Tengah, Gayo Lues, dan Bireuen, juga sedang dalam proses identifikasi dan kesesuaian lahan," kata Abdul Muhari.
Ia menyebutkan pembangunan hunian sementara harus milik pemerintah daerah. Jika milik masyarakat atau lainnya, harus ada jelas statusnya, baik hibah maupun pinjam pakai guna mencegah terjadinya sengketa di kemudian hari.
"Setelah pemerintah daerah mengusulkan lahannya, BNPB bersama Badam Geologi dan BMKG akan mengidentifikasi kelayakan, seperti mengkaji potensi bencana dan lain," kata Abdu Muhari.
Menyangkut perkembangan penanganan kebencanaan, Abdul Muhari menyebutkan hingga Kamis (18/12), korban meninggal akibat banjir dan longsor di tiga provinsi di Pulau Sumatra mencapai 1.068 jiwa, hilang 190 jiwa, dan pengungsi sebanyak 538.185 jiwa.
Sedangkan di Provinsi Aceh, kata dia, sebanyak 456 jiwa meninggal dunia, 31 orang hilang, dan 506.946 jiwa mengungsi. Jumlah pengungsi terbanyak di Kabupaten Aceh Utara sebanyak 166.920 jiwa dan Kabupaten Aceh Tamiang mencapai 159
744 jiwa.
Sedangkan korban meninggal dunia di Provinsi Sumatera Utara sebanyak 336 jiwa dan 75 jiwa masih dinyatakan hilang. Jumlah pengungsi banjir dan longsor di Sumatera Utara sebanyak 21.161 jiwa.
Sementara, korban meninggal dunia di Sumatera Barat mencapai 246 jiwa dan hilang 84 jiwa. Jumlah pengungsi mencapai 9.078 jiwa dan terbanyak di Kabupaten Agam sebanyak 4.316 jiwa.
"Hingga saat ini, sebanyak 27 kabupaten kota di tiga provinsi tersebut masih dalam status tanggap darurat, yakni di Aceh ada 12 daerah, Sumatera Utara delapan daerah, dan Sumatera Barat tujuh daerah," kata Abdul Muhari.
Baca juga: BNPB: Hunian sementara korban banjir di Aceh mulai dibangun
