Ternate (ANTARA) - Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba menyatakan lima desa di kabupaten itu terdampak gempa bumi 7,2 Skala Richter di mana 20 rumah warga rusak dan seorang warga Gane Luar bernama Aisyah meninggal akibat tertimpa bangunan.
"Saya telah menginstruksikan seluruh kepala wilayah kecamatan di Gane Barat dan Gane Timur dan aparatur pemerintah desa untuk memantau suasana pascagempa," kata dia dari Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan, Minggu.
Berdasarkan laporan resmi dari Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Selatan Jalil Effendi, kerusakan rumah akibat gempa itu di Desa Koititi, Desa Papaceda, Lemo-Lemo (Kecamatan Gane Barat) dan Desa Tabamasa serta Nyonyifi (Kecamatan Bacan Timur),
Berdasarkan laporan, kata Bahrain Kasuba, warga yang terdampak gempa, terutama di Gane Barat dan Gane Luar, telah mengungsi ke berbagai daerah yang lokasinya berada di ketinggian
Pihaknya telah menyiapkan lokasi pengungsian, di antaranya di Aula Kantor Bupati Halmahera Selatan, Kantor Inspektorat, Kantor PKS, Kodim 1509/Labuha, Kantor DPRD, dan areal Masjid Raya Al-Khairaat.
"Kami akan turun untuk memantau seluruh kondisi yang terdampak gempa 7,2 SR, bahkan pada malam ini, personel TNI telah diterjunkan ke lokasi terdampak gempa," katanya.
Kepala BPBD Maluku Utara Ridwan Saban membenarkan adanya informasi tentang rumah yang rusak akibat gempa itu, namun belum diidentifikasi secara pasti.
Sesuai laporan sementara dari Kades Dolik, Kecamatan Gane Barat Utara, Iswadi Ishak, ada enam rumah rusak ringan dan laporan Kades Dowora, Kecamatan Gane Barat Selatan, Eli Saleh, 20 rumah rusak berat dan jalan pemukiman terbelah.
Di tempat terpisah, Kepala BMKG Labuha Eko Widjoyanto mengakui gempa terjadi di darat sehingga tidak ada potensi tsunami.
Selain itu, terjadi 35 kali gempa susulan dengan kecenderungan gempa makin melemah dibandingkan dengan gempa utama.
Analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi itu berkekuatan M=7,2. Episenter gempa pada koordinat 0,56 LS dan 128,06 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 63 km arah timur Kota Labuha, Kabupaten Halmahera Selatan pada kedalaman 10 km. Gempa itu karena adanya pertemuan lempeng "kepala burung" Sorong, Obi, Bacan, dan Kepulauan Sula.
Kepala BMKG Ternate Edi Kusworo meminta warga kembali ke kediamannya dan mengikuti arahan personel Basarnas maupun TNI/Polri yang telah turun ke lokasi pengungsian.
"Warga diminta untuk tidak mendengarkan berbagai informasi-informasi yang belum tentu kebenarannya terkait dengan gempa yang terjadi di wilayah Malut berkekuatan 7,2 SR tersebut," ujarnya.
Pascagempa tersebut, khususnya di Kota Ternate, sejumlah warga telah kembali dari tempat pengungsiannya. Bahkan, di areal Jatiland Mall dan kawasan Tapak III Pantai, warga telah beraktivitas seperti biasanya.
Lima desa di Halmahera Selatan terdampak gempa 7,2 SR
Minggu, 14 Juli 2019 23:06 WIB