Aji (38) seorang warga gampong (desa) Teupin Pukat kecamatan Nurussalam kabupaten Aceh Timur membutuhkan bantuan pemerintah dalam upaya mengembangkan usaha dalam membudidayaka bibit ikan kerapu dan ikan tengar.
Aji mengatakan selama ini dalam mengembangkan usaha tersebut dirinya terkendala dengan modal usaha, untuk memenuhi berbagai fasilitas dalam bekerja seperti keramba.
"Selama ini saya terkendala dengan modal untuk bekerja," katanya di Aceh Timur, Sabtu.
Baca juga: Bupati minta tingkatkan pembinaan ASN di Aceh Timur
Dia menyebutkan bibit kerapu dan ikan tengar tersebut didapatkan dari para nelayan yang menangkap di sepanjang pesisir Pantai Bagok, Aceh Timur. Bibit ikan tersebut juga serang disebut warga dengan nama nener.
"Setelah nener ukuran kecil ini dibudidayakan dalam keramba kemudian ditambak selama satu bulan. Lalu nener yang telah berukuran satu hingga tiga inchi baru dijual kepada petani yang membudidayakan ikan kerapu dan tengar," kata dia.
Kata Aji, biasany dirinya membeli nener dari nelayan tersebut dengan harga Rp300 rupiah per nener. Kemudian setelah satu bulan dipelihara baru dijual kembali nener tersebut kepada petani ikan kerapu dan tengar dengan harga Rp1.500 per nener.
Baca juga: Tahun 2020, Aceh Timur ditargetkan miliki jaringan gas
Biasanya, Aji menjual bibit ikan tersebut ke beberapa kabupaten/kota di Provinsi Aceh seperti kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Jaya, Banda Aceh, bahkan Medan Sumatera Utara.
"Alhamdulillah dari usaha ini saya dapat menghasilkan keuntungan sebulan sekitar Rp2 juta," katanya.
Dia berharap usaha dia tersebut dapat dilirik pemerintah untuk menyalurkan bantuan sarana pra sarana serta modal dalam mengembangkan usaha tersebut.
"Selama ini usaha ini juga sangat membantu ekonomi para ibu-ibu nelayan yang menangkap nener itu secara alami di sepanjangan pantai," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019