Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta warga Provinsi Aceh untuk waspada potensi banjir sekaligus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di tengah musim kemarau basah yang melanda daerah Tanah Rencong itu.

Koordinator Data dan Informasi BMKG Kelas I Sultan Iskandar Muda Aceh Besar Zakaria Ahmad, Selasa, mengatakan di tengah musim kemarau basah ini, kondisi cuaca di Aceh terkadang bisa panas, kemudian juga berpotensi terjadi hujan deras.

“Sekarang memang musim kemarau, tapi diwaspadai juga potensi hujan tinggi. Ini kemarau basah, walaupun kemarau tapi banyak hujan juga,” kata Zakaria di Banda Aceh.

Dijelaskan Zakaria, musim kemarau ini diperkirakan akan berlangsung hingga September 2022.

Dalam tiga hari ke depan, dia menyebut, beberapa daerah perlu waspada hujan dengan intensitas sedang hingga deras, terutama di wilayah pantai utara timur Aceh.

Seperti Kabupaten Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Aceh Timur, Kota Langsa, Aceh Tamiang, serta wilayah bagian tengah Aceh yakni Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues dan Aceh Tenggara.

“Begitu juga di wilayah Kabupaten Aceh Jaya yang berpotensi hujan (intensitas) sedang hingga lebat,” kata Zakaria.

Sementara di wilayah Aceh Besar, Banda Aceh, Sabang, Aceh Barat Daya, Aceh Barat, Simeulue, Aceh Singkil, Aceh Selatan, Pidie, Pidie Jaya berpotensi hujan ringan hingga sedang, terutama di wilayah pegunungan.

“Maka kita imbau warga waspada banjir, dan juga potensi angin kencang akibat adanya pertumbuhan awan cumulonimbus,” katanya.

Di sisi lain, kata dia, wilayah barat selatan Aceh juga perlu waspada karhutla, apalagi daerah ini paling banyak hutan gambut sehingga sangat mudah terbakar ketika ada pemicu seperti titik panas.

Sebab itu BMKG meminta agar warga tidak membuka lahan dengan cara membakar.

“Potensi karhutla di barat selatan Aceh itu tingkat waspada atau sedang, karena di daerah ini disamping banyak hutan gambut kemudian juga hujan ringan dan cerah berawan,” katanya.

Lebih lagi, lanjut dia, Aceh juga sudah memasuki musim angin barat. Kecepatan angin di musim ini lebih tinggi dibandingkan musim angin timur, yakni rata-rata antara 10-40 kilometer per jam atau kategori menengah.

“Untuk hari ini tidak ada terdeteksi titik panas, tapi seperti Aceh Besar, potensi titik panas masih ada sehingga berpotensi karhutla,” kata Zakaria.
 

Pewarta: Khalis Surry

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022