Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi mengajak seluruh pihak untuk meningkatkan sinergitas bersama dalam menurunkan angka stunting di daerah Pulau Weh itu.
"Dengan rembuk stunting ini, mari kita tingkatkan sinergi dan kolaborasi. Tentu dengan bergerak bersama-sama, Insya Allah angka stunting di Kota Sabang bisa terus menurun," kata Reza saat membuka Rembuk Stunting Tingkat Kota Sabang Tahun 2023 di Aula Bappeda, Rabu.
Ia menyebutkan, berdasarkan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada Februari 2023 angka stunting di Kota Sabang turun menjadi 11,1 persen, dari 14 persen pada Januari 2023.
Baca juga: Kemendagri apresiasi penanganan stunting di Aceh Tengah
"Kita semua sudah berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah seperti meningkatkan pemahaman ibu-ibu terkait pemberian asupan gizi yang cukup kepada bayinya, bahkan mulai dari ibu hamil, itu juga penting. Kita harapkan angka itu bisa terus menurun," ujarnya.
Sejauh ini Pemkot Sabang telah melakukan berbagai upaya dalam mencegah stunting, seperti pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan imunisasi, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (Anetenatal Care), serta program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
"Upaya kita untuk menurunkan stunting dengan membangun sinergitas, baik dari level forkopimda sampai desa, itu yang penting. Kemudian mendorong kampanye, sosialisasi tentang stunting, makanan bergizi, peningkatan imunisasi, pemberian makanan tambahan, langkah peningkatan kampanye menyusui dan sebagainya," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Suharto mengatakan melalui gerak terintergrasi ini, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi bersama terkait langkah-langkah untuk menurunkan angka stunting di Sabang.
"Salah satunya kita telah melakukan sosialisasi, kemudian kita memberi makanan berprotein tinggi, makanya kita tidak memberi makanan dengan kemasan kaleng. Kita wajibkan makanan segar, contohnya empat pilar seperti karbohidrat, protein hewani, nabati, dan vitamin," kata Edi.
Dia menambahkan, bersama sinergitas lintas Forkopimda, Dinas Kesehatan Sabang komit untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di Pulau Weh.
"Sekarang forkopimda sudah ikut andil dalam program BAAS. Mereka sudah memantau juga tentang pemberian makanan tambahan di desa, jadi kita terbantu sekali dengan keberadaan mereka," ujarnya.
Baca juga: PUPR Abdya bangun 707 unit jamban untuk warga, anggaran capai Rp6,7 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
"Dengan rembuk stunting ini, mari kita tingkatkan sinergi dan kolaborasi. Tentu dengan bergerak bersama-sama, Insya Allah angka stunting di Kota Sabang bisa terus menurun," kata Reza saat membuka Rembuk Stunting Tingkat Kota Sabang Tahun 2023 di Aula Bappeda, Rabu.
Ia menyebutkan, berdasarkan aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM), pada Februari 2023 angka stunting di Kota Sabang turun menjadi 11,1 persen, dari 14 persen pada Januari 2023.
Baca juga: Kemendagri apresiasi penanganan stunting di Aceh Tengah
"Kita semua sudah berkomitmen untuk melakukan langkah-langkah seperti meningkatkan pemahaman ibu-ibu terkait pemberian asupan gizi yang cukup kepada bayinya, bahkan mulai dari ibu hamil, itu juga penting. Kita harapkan angka itu bisa terus menurun," ujarnya.
Sejauh ini Pemkot Sabang telah melakukan berbagai upaya dalam mencegah stunting, seperti pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD), memberikan imunisasi, dan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan ibu hamil (Anetenatal Care), serta program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
"Upaya kita untuk menurunkan stunting dengan membangun sinergitas, baik dari level forkopimda sampai desa, itu yang penting. Kemudian mendorong kampanye, sosialisasi tentang stunting, makanan bergizi, peningkatan imunisasi, pemberian makanan tambahan, langkah peningkatan kampanye menyusui dan sebagainya," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Sabang Suharto mengatakan melalui gerak terintergrasi ini, pihaknya akan terus melakukan pengawasan dan evaluasi bersama terkait langkah-langkah untuk menurunkan angka stunting di Sabang.
"Salah satunya kita telah melakukan sosialisasi, kemudian kita memberi makanan berprotein tinggi, makanya kita tidak memberi makanan dengan kemasan kaleng. Kita wajibkan makanan segar, contohnya empat pilar seperti karbohidrat, protein hewani, nabati, dan vitamin," kata Edi.
Dia menambahkan, bersama sinergitas lintas Forkopimda, Dinas Kesehatan Sabang komit untuk terus berupaya menurunkan angka stunting di Pulau Weh.
"Sekarang forkopimda sudah ikut andil dalam program BAAS. Mereka sudah memantau juga tentang pemberian makanan tambahan di desa, jadi kita terbantu sekali dengan keberadaan mereka," ujarnya.
Baca juga: PUPR Abdya bangun 707 unit jamban untuk warga, anggaran capai Rp6,7 miliar
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023