Kutacane (Antaranews Aceh) - Sebanyak 220.000 ton jagung yang diproduksi petani di Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, setiap tahun dipasok ke Medan, Sumatera Utara, untuk diolah menjadi pakan ternak.

"Jagung kita dikirim ke Medan untuk memenuhi kebutuhan industri bahan baku pakan ternak di daerah itu," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Aceh Tenggara, Ramli Desky di Kutacane, Selasa.

Tanaman pagan ini, lanjutnya, bukan menjadi makanan pokok bagi penduduk yang tinggal di Aceh wilayah Tengah dan berbatasan dengan Kabupaten Karo, Sumatera Utara.

Ia menyebut, jagung cuma menjadi makanan tambahan atau makanan sela bagi warga setempat, karena makanan pokok penduduk di daerah ini masih bergantung kepada padi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Aceh Tenggara merupakan kabupaten nomor lima yang berhasil mengentaskan kemiskinan dari 23 kabupaten/kota di Aceh

BPS menyatakan, kabupaten ini memiliki luas areal tanaman jagung sekitar 30 ribu hektare dan telah menjadi sentra produksi jagung di Aceh dengan rata-rata satu hektare dapat memproduksi 7,2 ton.

"Ada sekitar Rp700 milar lebih per tahun pendapatan petani dari jagung dengan asumsi harga jagung saat ini di Agara (Aceh Tenggara) Rp3.200 per kilogram," katanya.

Dia menambahkan, masa tanaman jagung di Aceh Tenggara sebanyak tiga kali dalam setahun dengan harga relatif rendah karena daerah pengolahan pakan ternak yang cukup jauh.

"Sekitar tujuh, sampai delapan jam dari Kutacane ke Medan. Belum lagi daerah pengolahan produksi pakan ternak," terang Ramli.

Ketaren Sembiring (45), pedangang pengumpul jagung di wilayah tersebut mengakui, ratusan ribu ton jagung di bawa ke Medan melalui jalan darat melintasi Kabupaten Karo dan Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Sebelum tiba di Medan, kita harus melewati Karo dan Deli Serdang. Jagung ini kita bawa ke KIM (Kawasan Industri Medan) untuk diolah jadi pakan ternak," tuturnya.

Pewarta: Muhammad Said

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2018