Warga di Takengon, Kabupaten Aceh Tengah, mengeluhkan minimnya praktek dokter spesialis anak di daerah itu, sehingga menyulitkan mereka saat harus membawa buah hatinya yang sakit.

Salah seorang warga Takengon, Ayu kepada wartawan di Takengon, Selasa, menuturkan saat ini hanya ada tiga dokter spesialis anak yang membuka praktek di seputaran Kota Takengon.

"Jadi kalau kita bawa anak untuk berobat antriannya bisa sampai berjam-jam. Kan namanya anak-anak kadang gak betah nunggu lama," tutur Ayu.

Baca juga: TNI Manunggal KB Kesehatan digelar di Jagong Jeget

Menurutnya, hampir setiap hari praktek dokter spesialis di Takengon selalu ramai pasien, sehingga selalu menemukan antrian yang panjang untuk bisa mendapatkan penanganan dokter terhadap anak.

"Bayangkan saja jumlah penduduk di Aceh Tengah ini ada berapa, kalau cuma ada tiga praktek jelas gak maksimal untuk melayani masyarakat. Takengon kan pusat kota," ujarnya.

Ibu dua anak ini berpendapat bahwa Pemerintah Daerah harus melihat hal ini sebagai masalah serius karena terkait dengan kesehatan anak.

Baca juga: Disdukcapil Aceh Tengah sambangi warga sakit puluhan tahun

Ayu sangat berharap kedepannya akan ada penambahan jumlah dokter spesialis anak yang membuka prakteknya di seputaran Takengon.

"Para orangtua kan kalau sudah menyangkut dengan kesehatan anak pasti khawatir. Saya sendiri pernah antri sampai tiga jam saat bawa anak saya ke salah satu praktek spesialis. Kan sayang anak-anak jenuh menunggu. Banyak anak-anak yang nangis, rewel, minta pulang karena terlalu lama menunggu," tutur Ayu.

Menanggapi hal ini Kepala Dinas Kesehatan Aceh Tengah, Jayusman, saat ditanyai wartawan mengatakan, terkait pelayanan praktek dokter spesialis bukan merupakan ranah pihaknya melainkan urusan rumah sakit.

Baca juga: Bupati Shabela ajak DPRK bersinergi bangun Aceh Tengah

"Ini kalau tentang dokter spesialis coba bapak telpon aja ke Pak Hardi (Direktur RSUD Datu Beru Takengon), kami kalau yang mengenai dasar kami memang, tapi kalau sudah spesialis itu langsung ke Pak Hardi karena itu ada apanya itu ada, maunya kita kan banyak tapi batasnya itu di sana dia," tutur Jayusman via seluler.

Saat kembali ditanyakan bahwa bukankah masalah kebutuhan pelayanan kesehatan daerah menjadi urusan dinas untuk ikut mendorong adanya penambahan praktek dokter spesialis, Jayusman, mengatakan pihaknya hanya mengurusi pelayanan dasar.

"Kalau dinas ni dasar ya, kalau sudah spesialis itu ada lain pengurusnya itu banyakan di rumah sakit ya, kalau umum boleh tanyak ke saya, tapi kalau udah spesialis udah itu ranah sana dia khusus di rumah sakit," ujarnya.

Baca juga: 30 anggota DPRK Aceh Tengah ikuti orientasi tugas

Sementara Direktur Rumah Sakit Umum Datu Beru Takengon, dr Hardi Yanis, saat diwawancara wartawan menyampaikan bahwa untuk masalah praktek dokter merupakan urusan pribadi masing-masing dokter.

"Kalau di dalam rumah sakit itu urusan rumah sakit, tapi kalau masalah praktek itu urusan pribadi yang keluarkan izinnya dinas, saya izin praktek saya juga di dinas," tutur Hardi Yanis.

Namun Hardi Yanis menjelaskan, jika untuk kebutuhan internal rumah sakit saat ini sudah memenuhi standart dengan memiliki tiga dokter spesialis anak.

Baca juga: Bandara Rembele di Redelong Aceh belum layani kargo udara

"Saya tahu tiga-tiganya buka praktek, cuma masalahnya pasien ini maunya ke dokter Nasir semua. Di situlah bertumpuk semua, jadinya penuh lah, harusnya ada dokter Arif, ada dokter Nela. Dokter Nasir pasiennya bisa 100 orang, dokter Nela 5 orang, itu gimana mau kita bilang, kan orang masalahnya masalah kepercayaan itu, itu ndak bisa; kalau ada pun 10 dokter anak; kalau dia maunya ke dokter Nasir macam mana kita mau larang," ujar Hardi Yanis.

Selain itu Hardi Yanis juga memberikan bocoran bahwa saat ini juga sudah ada dua dokter lagi yang sedang menyelesaikan sekolahnya sebagai dokter spesialis anak. Diharapkan nantinya keduanya juga ikut membuka praktek di Takengon.

"Paling 1,5 tahun lagi sudah selesai sekolahnya," sebut Hardi.

Pewarta: Kurnia Muhadi

Editor : Heru Dwi Suryatmojo


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2019