Aceh Besar (ANTARA) - Wakil Ketua TP PKK Aceh Dyah Erti Idawati menyatakan kerja sama lintas sektoral yang sudah berjalan saat ini akan mampu mewujudkan target Aceh bebas kekerdilan (stunting) pada tahun 2020.
"Saya yakin jika kerja sama ini terus kita lakukan, secara perlahan upaya bersama ini akan menampakkan hasil,” kata Dyah dalam diskusi publik tentang kesehatan dan nutrisi bertema: Cerdaskan generasi melalui pemenuhan gizi, menuju Aceh sehat dan berkualitas di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan kerja sama lintas sektor dalam pengentasan stunting di Aceh telah menampakkan hasil, di mana Jika dulu Aceh menjadi daerah ketiga terbanyak kasus stunting di Indonesia, laporan terbaru Aceh kini berada di peringkat lima.
Ia mengatakan dalam penanganan stunting lintas sektoral yang ikut dilibatkan diantaranya ulama melalui Dinas Pendidikan Dayah, untuk mengampanyekan gerakan anti-stunting dengan sasaran santri Dayah sebagai bentuk antisipasi dan kesadaran.
"Perlu (sosok) figur untuk mengkampanyekan ini, karena stunting bukan hanya kena pada anak tapi juga pada bayi dalam kandungan," kata Dyah.
Kemudian upaya lain yang dilakukan pemerintah melalui PKK Aceh adalah membentuk Rumoh Gizi Gampong di seluruh kabupaten kota di Aceh.
“Hingga saat ini Rumoh Gizi telah terbentuk di 18 kabupaten/kota di Aceh. Saya bertekad melangkah bersama sehingga gerakan melawan stunting menjadi aksi bersama,” kata Dyah dalam diskusi yang digelar AJI Banda Aceh.
Aripin Ahmad dari Tim Stunting Aceh, mengatakan Provinsi Aceh sangat konsen menangani stunting yang ditandai dengan dikeluarkan landasan hukum yaitu Peraturan Gubernur Nomor 14 tahun 2019 tentang Pencegahan dan Penanganan Stunting Terintegrasi di Aceh.
Selanjutnya adalah pembentukan Rumoh Gizi Gampong yang belakangan punya landasan untuk didanai dengan dana desa.
PKK Aceh optimistis Aceh bebas stunting 2020 tercapai
Kamis, 5 Maret 2020 20:58 WIB