Banda Aceh (ANTARA) - Polres Bener Meriah, Polda Aceh mengerahkan 150 personel mengamankan unjuk rasa petani yang mengeluhkan anjloknya harga kopi.
Kapolres Bener Meriah AKBP Siswoyo Adi Wijaya di Redelong, ibu kota Kabupaten Bener Meriah, Senin, mengatakan unjuk rasa petani kopi tersebut berlangsung di DPRK Bener Meriah.
"Ada seratusan petani kopi berunjuk rasa di DPRK Bener Meriah. Kepolisian mengerahkan 150 personel dibantu TNI mengamankan aksi tersebut," kata AKBP Siswoyo Adi Wijaya.
Kapolres mengatakan personel yang mengamankan unjuk rasa tersebut diingatkan bersikap humanis, tidak terpancing emosi saat masyarakat menyampaikan aspirasinya.
AKBP Siswoyo Adi Wijaya mengatakan hal itu sesuai dengan arahan Kapolda Aceh Irjen Pol Wahyu Widada melalui telegram tentang menghadapi pengunjuk rasa.
"Dalam telegram tersebut, Kapolda Aceh mengintruksikan para personel Polri bersikap profesional, humanis, dan persuasif saat pengamanan unjuk rasa. Tidak menggunakan kekerasan," kata AKBP Siswoyo Adi Wijaya.
Perwira menengah Polri itu menyebutkan ada 10 tuntutan massa pengunjuk rasa yang disampaikan di DPRK Bener Meriah.
Tuntutan tersebut di antaranya meminta Pemerintah Kabupaten Bener Meriah memperhatikan harga jual kopi serta mendesak DPRK Bener Meriah mengesahkan qanun atau peraturan daerah tentang kopi.
"Unjuk rasa berlangsung tertib dan terkendali. Unjuk rasa awalnya di depan gedung, namun massa akhirnya diperkenankan masuk untuk menyampaikan aspirasinya di gedung dewan," kata AKBP Siswoyo Adi Wijaya.