Banda Aceh (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh Achris Sarwani menyatakan provinsi tersebut membutuhkan industri pengolahan guna meningkatkan nilai tambah.
“Aceh miliki potensi besar untuk meningkatkan nilai tambah dengan hadirnya industri pengolahan pada beberapa sektor ekonomi seperti perikanan, pertanian dan perkebunan,” kata Achris di Banda Aceh, Rabu.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menjadi pembicara dalam Agenda Coffee Morning PLN dan FK BUMN bersama Bank Indonesia dengan tema diskusi “Potensi Pertumbuhan Ekonomi di Aceh” di Aula T Umar PT PLN UIW Aceh, Banda Aceh.
Ia menjelaskan dengan potensi yang ada seperti hasil perikanan sudah seharusnya Aceh memiliki industri pengolahan berupa pengalengan ikan yang nantinya akan memberikan nilai tambah kepada nelayan dan juga menambah lapangan kerja.
“Artinya, kehadiran industri pengolahan juga akan membuka lapangan kerja baru dan ini juga akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat di masa mendatang,” katanya.
Menurut dia untuk meningkatkan investasi ke Aceh maka perlu adanya kemudahan perizinan yang diberikan kepada pemilik modal sehingga dapat menarik investor lainnya berinvestasi ke provinsi ujung paling barat Indonesia itu.
Ia menambahkan dalam meningkatkan investasi tersebut berbagai komoditas dan bahan baku tersedia dengan cukup sehingga kegiatan industri berjalan secara berkesinambungan.
General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah Aceh, Abdul Mukhlis menyatakan pihakya siap untuk mendukung investasi dengan Aceh dengan menyediakan sumber energi yang cukup.
“Secara umum energi yang tersedia sudah sangat cukup dan sangat mendukung investasi,” katanya.
Ketua FK BUMN Aceh, Ferry Hariawan mengatakan kegiatan tersebut merupakan bagian meningkatkan silaturrahmi dan akan digelar secara berkesinambungan.
“Insya Allah kegiatan seperti ini akan digelar secara berkelanjutan di masa mendatang,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut turut hadir Kepala Bappeda Aceh, T Ahmad Dadek, Sekretaris FK BUMN Aceh, Reza Ulhaq dan pimpinan BUMN yang ada di Aceh.