Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh miliki komitmen dan langkah kongkrit untuk mendukung industri kreatif berbasis seni dan budaya yang penuh toleransi kata Ketua Tim Penggerak PKK Aceh, Dyah Erti Idawati.
“Pemerintah Aceh secara kongkrit mendukung industri kreatif berbasis seni dan budaya yang penuh toleransi, melalui upaya penyediaan wadah kreativitas dalam bentuk pentas pertunjukan kepada segenap insan seni.” kata Dyah di Banda Aceh.
Pernyataan itu disampaikannya saat membuka kegiatan puncak kegiatan Festival Pulo Aceh 2022 yang berlangsung di Taman Ratu Safiatuddin Banda Aceh. Jumat dan turut didampingi ketua Dharma Wanita Persatuan Aceh, Safrida Yuliani, Kepala Bidang Bahasa dan Seni Nurlaila Hamjah dan Sekretaris Dinas Budpar Aceh, Cut Nurmarita.
Dyah Erti yang juga istri Gubernur Aceh itu menjelaskan kegiatan tersebut akan menjadi tonggak baru bagi sejarah perkembangan kesenian masyarakat
“Kiranya penyelenggaraan festival ini akan menjadi tonggak baru bagi sejarah perkembangan kesenian masyarakat, khususnya Pulo Aceh dan Aceh pada Umumnya. Pelestarian dan pembinaan seni budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan kewajiban kita bersama agar kekayaan dan potensi kebudayaan daerah dapat terpelihara dan menjadikannya sebagai bagian dari keindahan budaya dunia,” kata Dyah
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh yang diwakili Kepala Bidang Bahasa dan Seni mengatakan “rangkaian kegiatan Festival Pulo Aceh ini telah dimulai dari Februari 2022 dengan melaksanakan berbagai kegiatan diantaranya; Kemah Seni, Napak Tilas, Foto Contest, Pertunjukan Seni, Penanaman Pohon, Silaturrahmi dengan masyarakat Pulo Aceh dan berbagai kegiatan positif yang di ikuti oleh masyarakat Pulo Aceh dan elemen lainnya.
Kepala Bidang Bahasa dan Seni Nurlaila Hamjah menambahkan karena saat ini masih dalam suasana pandemi COVID-19 semua kegiatan tersebut dilaksanakan dengan mengikuti protokol kesehatan secara ketat.