Banda Aceh (ANTARA) - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan bahwa tahun ini bakal merevitalisasi sebanyak 61 bahasa daerah dari 22 provinsi di Indonesia.
"Tahun ini ada 61 bahasa daerah dari 22 provinsi di Indonesia yang menjadi target pelaksanaan revitalisasi bahasa daerah (RBD)," kata Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafidz Muksin, di Banda Aceh, Jumat.
Hafidz menyebutkan, adapun daerah yang menjadi target RBD tersebut yakni Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bali.
Kemudian, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, dan Papua Barat.
Hafidz menjelaskan, kegiatan revitalisasi bahasa daerah tersebut tidak hanya dilakukan kepada daerah yang bahasanya terancam punah atau dalam status rentan, tetapi juga karena ada kemunduran penutur di kalangan generasi muda.
"Misalnya bahasa Jawa dan bahasa Bali meskipun bukan dalam kondisi kritis, tetap kita lakukan revitalisasi untuk meningkatkan semangat kepada penutur muda agar mencintai bahasa daerah," ujarnya.
Hafidz juga menyampaikan bahwa pelaksanaan RBD ini berkolaborasi dengan Balai Bahasa di provinsi setempat. Bentuk pelaksanaannya menyasar kepada generasi muda khususnya yang masih sekolah di tingkat SD, SMP, dan SMA.
Meski dilaksanakan di sekolah, pelaksanaan RBD bukan dalam bentuk pembelajaran formal. Tetapi melalui kegiatan ekstrakurikuler dalam bentuk lomba seperti menulis cerpen, pidato bahasa daerah, stand up comedy, mendongeng, menyanyi, dan sebagainya.
"Anak-anak nantinya diberi kebebasan untuk memilih mana yang disukai dalam pelaksanaan kegiatan tersebut," katanya.
Kemudian, kata Hafidz, pada tahapan akhirnya bakal dilaksanakan festival tunas bahasa ibu sebagai bentuk perwujudan selebrasi ketercapaian anak-anak dalam mengimplementasikan bahasa daerah.
Nantinya, lomba tersebut dibuat berjenjang mulai dari tingkat sekolah di kecamatan, kabupaten, serta nantinya tiga yang terbaik tingkat kabupaten akan diikutsertakan ke tingkat nasional.
"Rencananya, festival tunas bahasa ibu tingkat nasional itu akan diselenggarakan pada peringatan hari bahasa ibu Internasional pada Februari 2024 mendatang," ujar Hafidz.
Sementara itu, Kepala Balai Bahasa Provinsi Aceh Umar Solikhan menyampaikan khusus di Aceh, pihaknya bakal melakukan revitalisasi bahasa Gayo di Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Gayo Lues.
Untuk mewujudkan agar target revitalisasi sesuai dengan yang diharapkan, Balai Bahasa Aceh telah melaksanakan rakor dan diskusi kelompok terpumpun sebagai tahapan awal upaya merevitalisasi bahasa Gayo tersebut sejak 15 hingga 18 Maret 2023.
Kata Umar, diskusi terpumpun tersebut bertujuan untuk menghasilkan suatu modul pembelajaran yang digunakan dalam upaya revitalisasi bahasa Gayo itu.
"Kita berharap diskusi tersebut bisa mencapai kesepakatan dan komitmen penuh untuk terlibat dan bertanggung jawab menyukseskan revitalisasi bahasa daerah," demikian Umar Solikhan.