Banda Aceh (ANTARA) - Peunayong "Gampong Keberagaman" Kota Banda Aceh. Tulisan itu terbaca jelas pada pamflet berwarna merah yang memudar dari Jalan WR Supratman ke arah Pasar Kartini.
Lorong lebih kurang dengan lebar 5 meter di Pasar Kartini Gampong (desa) Peunayong Kecamatan Kuta Alam Kota Banda Aceh itu terlihat sepi dari pintu masuk. Seperti bukan sebuah pasar pada umumnya.
Wajar, karena tidak semua pedagang membuka usahanya saat itu, lantaran masih pagi dan masyarakat Muslim juga sedang melaksanakan ibadah puasa Ramadhan 1444 Hijriah.
Baca juga: Ramadhan momentum tingkatkan kualitas iman dan toleransi
Setelah mendekat, suasana pasar mulai terasa. Para pedagang terlihat sibuk melayani pembeli. Ada yang membeli nasi, mi goreng, hingga menikmati segelas kopi panas.
Pedagang maupun pembeli di sini, semuanya tidak memakai jilbab (perempuan).
Karena, khusus pada bulan Ramadhan, aktivitas di pasar itu memang tidak terbuka untuk umum, namun khusus bagi warga non-Muslim, baik itu dari etnis Tionghoa, Batak (Kristen), serta penganut agama lain.
Pedagang di pasar, kala itu, hanya melayani warga non-Muslim. Itu juga menjadi salah satu bentuk upaya mereka menghargai penduduk Muslim yang sedang berpuasa.