Banda Aceh (ANTARA) - Siswa SLB-CD Yayasan Panti Anak Cacat (YPAC) Banda Aceh dengan ragam kekhususan menampilkan berbagai kesenian lokal Aceh mulai dari menari, menyanyi, membaca puisi, dan fesyen show baju adat Aceh di atas pentas sekolah.
Kepala SLB-CD YPAC, Irma Gemini BR Sembiring, mengatakan pentas seni yang mengandung unsur muatan lokal Aceh itu diselenggarakan bertujuan untuk memupuk rasa keberanian siswa tampil di hadapan masyarakat ramai.
"Anak-anak kita ini banyak yang tidak berani, ada siswa kita ini yang tidak berani di kerumunan," katanya di Banda Aceh, Kamis.
Siswa di SLB-CF YPAC sendiri berjumlah 126 orang yang terdiri atas tiga kelas kekhususan, yakni kelas untuk siswa hambatan intelektual, hambatan perilaku/emosi, serta hambatan bina dan gerak.
Irma menyampaikan pada kegiatan pentas seni ini para siswa yang menampilkan berbagai ragam pertunjukan ini tampil dengan mengenakan pakaian adat Aceh. Kata dia, hal ini bagian dari memupuk rasa percaya diri siswa istimewa ini bahwa mereka juga bisa sama dengan anak-anak lainnya.
"Dengan mengubah sedikit suasana memakai pakaian Aceh maka dia berani menunjukkan bahwa dia juga gagah dilihat di sekolah lain ada, kalau sekolahnya juga ada," katanya.
Selain pentas seni, sekolah juga memamerkan hasil kewirausahaan hortikultura dan apam Aceh yang telah dibuat oleh para siswa dengan bantuan dan bimbingan guru sekolah.
"Ada pameran toet apam dan juga kewirausahaan hasil menanam kangkung dan jahe. Lalu, juga ada kerajinan tangan bagi anak yang mampu atas bimbingan guru," katanya.
Ia berharap melalui kegiatan pentas seni dan pameran kreativitas ini siswa SLB-CD YPAC terus berpacu di tengah segala keterbatasan yang dimiliki.
"Karena sebenarnya perbedaan itu hanya di mata manusia tapi di sisi tuhan tidak ada perbedaan. Tetap semangat dan kuat akan ada perubahan buat anak-anak," katanya.
Ia juga meminta dukungan penuh dari orang tua serta kerja sama dari pemangku kepentingan dan sekolah agar kemandirian para siswa SLB-CD YPAC yang selama ini diharapkan dapat tercapai.
"Tanpa dukungan yang penuh dari orang tua terhadap perkembangan anak mustahil sekolah mampu mewujudkan kemandirian anak. Harus ada dukungan penuh dari orang tua," katanya.
Sementara itu, Nurleli, wali siswa SLB-CD YPAC, mengapresiasi penuh kegiatan yang telah dilaksanakan oleh sekolah kali ini. Menurutnya, ini kesempatan yang bagus untuk anak-anak istimewa.
"Saya mendukung penuh karena kapan lagi anak-anak seperti ini tampil kalau bukan dari dukungan orang tua dan guru-guru semua," katanya.
Ia berharap ke depannya kegiatan seperti ini dapat kembali diadakan serta pemerintah dapat memberikan perhatian yang lebih terutama untuk kesejahteraan para guru SLB yang selama ini sukarela mengajar para siswa dengan kondisi istimewa.
"Mereka dengan sukarela berkorban tetapi masih kontrak semuanya belum ada yang pegawai, mulai dari kepala sekolah hingga guru-gurunya. Jadi, mohon perhatian dari pemerintah," katanya.