Abu Razak mengatakan terhenti pelatda atlet PON Aceh karena tidak adanya alokasi anggaran dari Pemerintah Aceh. Anggaran yang dibutuhkan untuk mempersiapkan atlet berprestasi mencapai Rp100 miliar.
"Kebutuhan anggaran berdasarkan perhitungan kami mencapai Rp100 miliar untuk 56 cabang olahraga PON 2024. Alokasi pelatda sebelumnya mencapai Rp30 miliar. Tanpa dukungan anggaran Pemerintah Aceh, tentu sulit melahirkan atlet berprestasi," katanya.
Kendati belum ada kepastian kapan pelatda PON 2024 dilanjutkan, Abu Razak meminta atlet yang tetap menjaga kondisi agar selalu prima. Begitu juga dengan pengurus cabang olahraga, diminta tetap bersabar terkait pelaksanaan pelatda.
"Target Aceh di PON 2024 masuk 10 besar melebihi pencapaian peringkat di PON Papua yang berada di urutan 12 perolehan medali. Kami menyayangkan terhentinya persiapan atlet di saat Aceh menjadi tuan rumah pesta olahraga nasional empat tahunan tersebut," kata Abu Razak.
Selain persiapan atlet, Abu Razak juga menyoroti persiapan pelaksanaan PON 2024, di mana Aceh sebagai tuan rumah. Sampai saat ini, baik pemerintah pusat maupun Pemerintah Aceh belum melakukan langkah konkret seperti pembangunan arena atau venue tempat cabang olahraga dipertandingkan.
Padahal, kata Abu Razak, pelaksanaan PON 2024 kurang dari setahun lagi. Sementara, untuk membangun venue membutuhkan waktu tidak sedikit. Apalagi PON 2024 di Aceh yang membiayai Aceh sendiri.
"Pembangunan venue PON sebelumnya di beberapa provinsi, pemerintah pusat menggucurkan anggaran triliun rupiah seperti di Papua, mencapai Rp10,3 triliun. Tapi, untuk PON 2024, Aceh mengalokasikan anggaran sendiri untuk membangun venue atau stadion," kata Abu Razak.
Baca juga: Anggota DPRA harap pelaksanaan PON tidak menguras dana Otsus Aceh