Banda Aceh (ANTARA) - Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki menegaskan bahwa Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan peran serta kaum perempuan dalam proses pembangunan di tanah rencong.
"Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus meningkatkan peran dan kontribusi perempuan dalam pembangunan di Aceh," kata Achmad Marzuki di Banda Aceh, Rabu.
Hal itu disampaikan Achmad Marzuki saat memberikan sambutan selamat datang kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Indonesia, dalam roadshow peringatan Hari Ibu ke-95, "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju", di Balee Meuseuraya Aceh, Banda Aceh.
Achmad Marzuki mengatakan peringatan hari ibu sebagai momentum untuk merenungkan betapa pentingnya peran dan kontribusi perempuan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
Di Aceh, kata dia, banyak perempuan berperan aktif dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, hingga sosial budaya. Semua itu menunjukkan bahwa perempuan Aceh mampu berkarya dan berkontribusi nyata dalam pembangunan.
Oleh karena itu, Achmad Marzuki mengajak seluruh masyarakat Aceh untuk bersama-sama memberikan dukungan kepada perempuan, sehingga mereka bisa terus berkarya dan berkontribusi secara maksimal dalam pembangunan.
Ia menuturkan komitmen Pemerintah Aceh dalam pelibatan perempuan telah dibuktikan dengan berbagai kebijakan dan program yang sudah digulirkan, seperti pelatihan kewirausahaan bagi perempuan, pendidikan politik, dan pemberdayaan perempuan melalui berbagai organisasi.
Namun demikian, lanjut Achmad Marzuki, masih terdapat beberapa tantangan yang dihadapi oleh perempuan Aceh, seperti adanya kesenjangan gender dalam berbagai bidang, tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan, dan rendahnya partisipasi perempuan dalam politik dan pemerintahan.
"Untuk mengatasi tantangan tersebut, Pemerintah Aceh berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk organisasi perempuan, untuk meningkatkan pemberdayaan perempuan Aceh," ujarnya.
Kemudian, tambah dia, Pemerintah Aceh juga terus memberikan dukungan kepada perempuan Aceh, baik dalam bentuk kebijakan, program, maupun anggaran.
"Perempuan Aceh harus menyadari bahwa mereka memiliki peran penting dalam pembangunan Aceh. Karena itu, perempuan Aceh harus terus meningkatkan kapasitas dirinya, baik dari segi pendidikan, keterampilan, maupun kepemimpinan," kata Achmad Marzuki.
Sementara itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Bintang Puspayoga mengatakan bahwa peringatan hari ibu dirayakan perempuan dari seluruh dunia.
Bagi bangsa Indonesia, kata dia, peringatan ini didasari pada penyelenggaraan kongres perempuan di Yogyakarta. Di mana kemudian, momentum itu ditetapkan oleh Soekarno sebagai hari ibu.
"Peringatan ini untuk mengapresiasi seluruh perempuan Indonesia atas dedikasi dan kontribusi perempuan dan ibu bagi keluarga masyarakat dan bangsa," katanya.
Perempuan, lanjut Bintang Puspayoga, tidak hanya memperjuangkan kepentingan kelompok, tetapi juga bangsa dan negara.
Masyarakat Aceh, patut berbangga karena ada pahlawan nasional yang hebat yang patut menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia seperti Laksamana Malahayati, Cut Nyak Dhien dan Cut Mutia yang kemudian menjadi pahlawan nasional Indonesia.
"Ini menjadi daya ungkit untuk mendorong semua perangkat kepentingan dalam memberikan perhatian akan pentingnya eksistensi perempuan dalam setiap pembangunan Indonesia," demikian Bintang Puspayoga.