Selain itu, UNHCR juga mengingatkan bahwa pengungsi Rohingya yang mencari perlindungan di Indonesia itu adalah korban penganiayaan dan konflik, serta penyintas perjalanan laut yang mematikan.
"Indonesia dengan tradisi kemanusiaan yang telah lama diterapkan membantu menyelamatkan nyawa orang-orang yang putus asa ini, yang jika tidak ditolong akan meninggal di laut seperti ratusan orang lainnya," ujarnya.
Dalam kesempatan ini, UNHCR juga memperingatkan masyarakat umum untuk waspada kampanye online yang terkoordinasi dan dikoreografikan dengan baik di platform media sosial.
Kemudian, menyerang pihak berwenang, masyarakat setempat, pengungsi, pekerja kemanusiaan, menghasut kebencian serta membahayakan nyawa.
"UNHCR mengimbau publik di Indonesia memeriksa ulang semua informasi yang tersedia secara online, yang banyak diantaranya salah atau diputarbalikkan, dengan gambar yang dibuat oleh AI, dan ujaran kebencian yang disebarkan melalui akun bot," demikian Mitra Salima.
Polisi tetapkan dua tersangka baru kasus penyelundupan Rohingya
Baca juga: Polresta Banda Aceh kembali tetapkan dua tersangka penyelundup Rohingya