Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Aceh Besar menyatakan angka stunting di Kabupaten itu pada tahun 2024 turun drastis yakni dari 30,1 persen pada 2023 menjadi 16,2 persen pada tahun itu.
“Penurunan angka secara drastis tersebut berdasarkan pengukuran terintegrasi yang dilakukan Dinas Kesehatan Aceh Besar pada bulan Juni 2024,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Aceh Besar, Anita di Lambaro, Kamis.
Ia menjelaskan penurunan tersebut tidak terlepas dari upaya pengukuran dan penimbangan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap 31.273 balita di Posyandu seluruh Aceh Besar.
“Artinya, jumlah yang ditimbang dan diinput di aplikasi sama dengan jumlah sasaran, sehingga kita bisa melihat angka stunting yang lebih akurat,” katanya.
Meneurut dia angka tersebut terjadi penurunan signifikan, namun intervensi khususnya terhadap 3.743 anak yang berisiko mengalami wasting agar terus dilakukan sehingga tidak menjadi stunting.
“Intervensi gizi, termasuk pemberian susu, telur, dan gizi yang cukup sangat penting untuk mencegah peningkatan angka stunting,” katanya
Ia menambahkan ada beberapa strategi yang dilakukan untuk mencegah stunting yakni program intervensi yang dimulai dari remaja hingga ibu hamil seperti memberikan pemeriksaan HB, pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri minimal 25 tablet setahun, calon pengantin juga diberi penyuluhan dan pemahaman agar siap untuk hamil.
Kemudian untuk ibu hamil pentingnya personal hygiene dan konsumsi makanan bergizi, serta asupan obat tambah darah dan asam folat serta mengkonsumsi 90 tablet obat tambah darah dan asam folat selama masa kehamilan serta setelah melahirkan di lanjutkan dengan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
“ASI eksklusif sangat penting dan harus dipenuhi oleh ibu menyusui. Setelah itu, baru kita perkenalkan makanan tambahan yang bergizi,” kata Anita.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya maksimalkan penurunan kasus stunting di desa