Banda Aceh (ANTARA) - Empat atlet paramotor terpaksa mendarat darurat karena gangguan mesin saat mengikuti perlombaan pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut di Kabupaten Aceh Utara.
Technical Delegate (TD) Paramotor PON XXI Aceh-Sumut Cahyo Alkantana yang dihubungi dari Banda Aceh, Kamis, mengatakan pihaknya sedang menganalisa penyebab pendaratan darurat empat atlet paramotor tersebut.
"Mereka bukan jatuh. Mereka mendarat darurat atau emergency landing. Kondisi para atlet tersebut tidak apa-apa, semuanya dalam keadaan baik," kata Cahyo Alkantana.
Ia menyebutkan ada beberapa kemungkinan yang menyebabkan atlet paramotor melakukan pendaratan darurat. Di antaranya, kemungkinan mesin kemasukan air. Sebab, malam sebelum perlombaan, terjadi hujan dan badai. Apalagi tenda untuk mesin paramotor kecil.
"Kami belum bisa memastikan penyebab emergency landing. Atlet paramotor biasa melakukan emergency landing. Itu sebabnya, kami pilih Bandara Malikussaleh, Kabupaten Aceh Utara, untuk venue paramotor karena banyak lokasi emergency landing," kata Cahyo Alkantana.
Adapun empat atlet paramotor yang melakukan pendaratan darurat yakni Hasbul Asra dari Provinsi Aceh, Supratman (Riau), Jevy Oky Cahyono (Nusa Tenggara Timur, dan Azhar Teguh Pangesti (Bali).
Cahyo Alkantana yang juga Ketua Paramotor Indonesia menyebutkan empat atlet tersebut mengikuti perlombaan nomor navigasi footlauuch putra. Nomor tersebut diikuti 47 atlet dari 17 provinsi.
"Nomor tersebut menguji keahlian atlet untuk terbang yang hanya dibekali navigasi berupa kompas dan peta buta. Mereka terbang untuk menemukan 15 titik koordinat dengan jelajah sejauh 40 kilometer dari Bandara Malikussaleh," kata Cahyo Alkantana.
Baca juga: Arena Baseball PON XXI di USK dinyatakan layak digunakan