Tapaktuan (Antaranews Aceh) - Warga Gampong Kemumu Hilir, Labuhanhaji Timur, Aceh Selatan menemukan seorang bayi berjenis kelamin perempuan dalam kondisi berlumuran darah di depan sebuah rumah toko berjarak sekitar 2 meter dari badan jalan lintasan nasional Tapaktuan - Banda Aceh, pada Senin (1/1).
Bayi malang yang baru berumur satu hari tersebut diduga sengaja dibuang oleh orang tuanya yang tidak bertanggungjawab hasil hubungan terlarang.
Salah seorang anggota Polsek Labuhanhaji Timur Bripka Iskandar yang dihubungi dari Tapaktuan, Selasa (2/1) membenarkan adanya penemuan bayi perempuan tersebut.
"Bayi tersebut pertama kali ditemukan oleh Pak Anis, salah seorang warga Gampong Kemumu Hilir. Saat itu dia sedang pergi berjalan kaki melaksanakan Shalat Subuh," kata Bripka Iskandar.
Dalam perjalanan pergi Shalat Subuh ke masjid, lanjut Iskandar, tiba-tiba Pak Anis mendengarkan suara tangisan bayi yang terletak di teras ruko warga Kemumu Hilir sekitar pukul 05.30 WIB.
"Kebetulan ruko tersebut dalam kondisi kosong sudah tiga hari ditinggal pemiliknya. Mengetahui hal itu warga langsung melaporkan kepada kami," kata Bripka Iskandar.
Karena kondisi bayi tersebut berlumuran darah, selanjutnya pihak Polsek bersama warga membawa bayi tersebut ke Puskesmas. Lumuran darah di sekujur tubuh bayi tersebut disebabkan tali pusat yang telah dipotong secara paksa tidak diikat kembali.
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Labuhanhaji Timur, Juanda membenarkan bahwa pihaknya menerima sesosok bayi tanpa identitas pada Senin (1/1) yang diantar oleh anggota Polsek dan warga.
"Saat dibawa ke Puskesmas kondisi bayi malang tersebut berlumuran darah. Setelah kita rawat dan kita bersihkan, kondisi bayi perempuan tersebut sekarang ini sudah sehat," ungkap Juanda.
Juanda menambahkan, bayi yang dibuang oleh orang tua yang tidak bertanggung jawab tersebut, sampai sekarang masih berada di Puskesmas.
"Tadi ada masuk laporan kepada saya, Alhamdulillah sudah ada sekitar 24 orang yang siap mengadopsi dan merawat bayi tersebut," ucap Juanda.
Namun, sambung Juanda, pihaknya sudah melakukan rapat dengan muspika setempat untuk menentukan siapa yang berhak merawat bayi tersebut.
"Setelah kita melakukan rapat, bayi tersebut kita rawat satu hari lagi. Ketika kondisinya sudah benar-benar sehat, besok akan kita serahkan kepada siapa yang berhak merawat bayi tersebut," jelasnya.
Juanda menyampaikan, pembuangan bayi berjenis kelamin perempuan tersebut, diperkirakan hasil hubungan terlarang sepasang kekasih.
"Kita bersama dengan masyarakat setempat berasumsi, bayi ini dibuang karena hubungan terlarang. Maka dari itu kita berpesan kepada seluruh masyarakat, terutama muda-mudi agar tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang mengakibat terjadinya hal-hal seperti ini," pesan Juanda.