Blangpidie (Antaranews Aceh) - Sejumlah warga di Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya) menyatakan, hama ganas yang menyerang tanaman pala kini sudah menghilang, sehingga para petani sudah mulai bergairah lagi menanam komoditas andalan daerah tersebut.
"Alhamdulillah, hama ganas yang sudah 10 tahun lamanya menyerang tanaman pala milik petani di kawasan pegunungan kini sudah mulai hilang," kata Ketua Seuneubok (lembaga adat hutan) Desa Ie Lhob, Kecamatan Tangan-Tangan, Kamaruddin di Blangpidie, Selasa.
Kamaruddin yang juga Ketua Kelompok Tani "Sabe Sabena" itu menjelaskan, sebelumnya ribuan hektare tanaman pala milik petani di kawasan pegunungan Kabupaten Abdya mati secara tiba-tiba akibat di serang hama penggerek batang.
Hama ganas tersebut lanjut dia, tidak hanya menyerang tanaman pala yang telah berumur puluhan tahun, akan tetapi, tanaman pala yang masih berusia muda juga diserang dan dalam kurun waktu sebulan tanaman langsung mati tinggal ranting kering.
"Peristiwa ini sudah terjadi sejak 10 tahun lalu. Pemerintah sudah berupaya mengatasi hama itu. Berbagai obat-obatan seperti fungsida diberikan kepada petani secara gratis. Hama tidak hilang, dan terus menyerang hingga 85 persen tanaman pala mati," ujarnya.
Namun, entah mengapa akhir-akhir ini hama ganas penggerek batang tersebut sudah mulai menghilang sendirinya tanpa dilakukan pengobatan. Buktinya, kata dia, banyak tanaman pala yang ditanam petani kini sudah mulai produksi lagi untuk pendapatan sehari-hari.
"Alhamdulillah, sekarang sudah mulai banyak lagi produksi pala di daerah ini. Mudah-mudahan hama pengerek batang itu hilang untuk selama-lamanya di muka bumi ini," pintanya.
Ia berkata, sejak hilangnya hama ganas tersebut, para petani sudah mulai bergairah lagi menanam komoditas pala. Hampir tiap hari warga di pedesaan mengangkut bibit pala untuk ditanam kembali dilahan-lahan kebun di daerah pegunungan.
Hampir rata-rata lahan gunung yang memiliki batu karang, sambung dia, cukup bagus ditanami tanaman pala. Selain dapat tumbuh subur, tanaman pala juga cepat berbuah tanpa harus melakukan pemupukan.
"Biasanya kalau kita tanam tanaman pala dilahan pengunungan yang memiliki batu karang itu cepat berbuah. Dalam waktu lima tanaman pala sudah mulai produksi tanpa harus dilakukan pemupukan," ujarnya.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Samsuar warga Desa Ie Lhob lainnya. Menurut dia, sejak hama ganas mulai hilang, banyak masyarakat petani di daerahnya yang membeli bibit pala pada dirinya untuk ditanam di lahan-lahan pegunungan.
"Alhamdulillah, untuk saat ini saya memiliki bibit pala sebanyak 15 ribu batang, 10 ribu di antaranya untuk dijual kepada petani yang membutuhkan. Bibit pala yang tinginya sudah mencapai 1 meter, saya jual dengan harga Rp20 ribu/batang," ujarnya.