Jakarta (ANTARA) - Suasana unjuk rasa menuntut pengusutan kecurangan Pemilu 2019 di depan Gedung Bawaslu RI, Jakarta sempat memanas antara massa pendemo dengan aparat keamanan.
"Pak polisi mohon jangan terlalu mendekat kepada kami, dimundurkan sedikit timnya," kata salah satu pendemo yang berasal dari Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat, di depan Gedung Bawaslu RI, Jakarta Pusat, Selasa.
Kejadian tersebut bermula ketika Kapolres Jakarta Pusat Kombes Harry Kurniawan menaiki salah satu mobil yang digunakan oleh massa Gerakan Nasional Kedaulatan Rakyat untuk memperingatkan, karena dianggap terlalu mendekati batas yang sudah ditentukan.
"Saya sudah koordinasi dengan ustaz untuk saling mendukung, kita harus bekerja sama di bulan Ramadhan ini agar tidak mengeluarkan amarah," katanya pula.
Massa tersebut dianggap mengganggu kelancaran arus lalu lintas dari arah Monas menuju Bundaran HI.
Massa menganggap bahwa mereka datang berniat untuk melakukan demo kepada pihak Bawaslu RI, bukan gedung-gedung di sekitar Bawaslu RI.
"Surat izin kami kan di depan Bawaslu, tapi kenapa justru ada polisi-polisi, kita bukan mau mendemo Bank Mandiri atau Sarinah," kata salah satu pendemo.
Pada sisi lain, aparat keamanan langsung meningkatkan penjagaan dengan merapatkan barisan dan membawa perlengkapan anti huru-hara. Kendaraan taktis seperti mobil barracuda, mobil pengurai massa (raisa) dan mobil water canon langsung disiagakan untuk mendekat.
Aksi unjuk rasa di depan Bawaslu RI sempat memanas
Selasa, 21 Mei 2019 15:09 WIB