Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Timur H Hasballah HM Thaib yang akrab disapa Rocky merasa sangat prihatin terhadap kasus tiga ekor gajah liar yang terjerat di Aceh Timur dalam dua bulan terakhir, dan meminta kejahatan lingkungan tersebut perlu ditindaklanjuti.
"Terjerat tiga ekor gajah, satu anak gajah dan dua induk gajah di daerah pedalaman memberi citra kurang baik untuk Aceh Timur, baik nasional maupun internasional. Kesannya seolah-olah kami membiarkan kelakuan kejahatan ini berlangsung di daerah ini," katanya, melalui siaran pers, Rabu.
Ia menjelaskan, menurut informasi yang didapatkan para pelaku yang memasang perangkat jerat diduga oknum pendatang dari daerah lain, yang bekerjasama dengan penduduk lokal. Di sisi lain kasus perambahan hutan dan ilegal loging menjadi faktor terusik satwa dilindungi di Aceh Timur.
“Kami meminta kepada pemerintah yang mengurusi masalah kehutanan dan konservasi untuk serius menghentikan pembunuhan gajah, pemasangan jerat satwa, perambahan hutan dan ilegal loging di Aceh Timur," kata Rocky.
Selain itu, Pemkab setempat juga meminta pihak PT PLN (Persero) untuk menertibkan aliran listrik di sejumlah kawasan perkebunan, dan lahan pertanian.
Selama ini, katanya, aliran listrik juga kerap dimanfaatkan pertani untuk memasang pagar listrik bertegangan tinggi.
“Bukan hanya gajah yang mati tetapi beberapa warga Aceh Timur beberapa waktu lalu juga meninggal dunia setelah kesetrum pagar yang dialiri arus listrik,” kata Rocky.
"Secara pribadi saya berhutang budi kepada gajah dan satwa liar lainnya di hutan Aceh Timur ini. Mereka (satwa liar) cukup membantu kami saat masa-masa berjuang dulu, sekarang melihat pembantaian gajah ini membuat hati saya sangat sedih dan terenyuh," ungkapnya.
Meskipun pemerintah kabupaten tidak berwewenang dalam perlindungan gajah, kata Rocky, pihaknya tetap memperhatikan dan berupaya dalam mitigasi konflik gajah, sehingga masyarakat yang hidup berdampingan dengan kawasan hutan terselamatkan, dan gajah tetap hidup di habitatnya.
"Bahkan kami bekerjasama dengan Forum Konservasi Leuser (FKL) dalam membangun 24 kilometer barrier gajah berupa parit besar di Kecamatan Peunaron, Kecamatan Indra Makmur dan Kecamatan Pante Bidari," ungkap Rocky.
Untuk diketahui Aceh Timur merupakan kabupaten yang memiliki keragaman hayati. Daerah ini salah satu dari dari empat kabupaten di Aceh yang masih terdapat empat spesies kunci, yakni harimau, gajah, badak dan orangutan sumatera.
Pada 2015, Pemerintah Aceh Timur menetapkan lahan untuk konservasi gajah seluas 5.000 hektare di Kecamatan Serbajadi. Kemudian pada 2016 Aceh Timur juga membangun Conservation Response Unit (CRU) Serbajadi bersumber dana dari APBK Aceh Timur, tetapi pada 2017 kegiatan ini diambil alih provinsi terkait dengan peralihan kewenangan.
“Setiap tahun biasanya gajah yang mati mencapai enam hingga 10 ekor gajah mati terbunuh akibat konflik dan perburuan. Namun untuk tahun ini belum terdeteksi adanya kematian gajah, kecuali tiga ekor gajah yang terjerat ini. Kami berharap banyak lembaga lain yang mau bekerja untuk konservasi di Aceh Timur,” ungkapnya.