Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh melalui Dinas Sosial Aceh menyatakan, sebanyak 140 orang warga miskin di Banda Aceh mendapat bantuan Usaha Ekonomi Produktif (UEP), setelah mendapatkan pelatihan dan bimbingan di Rumoh Seujahtera Jroh Naguna (RSJN).
"Pemerintah Aceh saat ini berupaya menekan angka kemiskinan satu persen setiap tahun. Adanya bantuan ini, kami harapkan penerima manfaat bisa keluar dari garis kemiskinan," kata Kepala Bidang Penanganan Fakir Miskin Dinas Sosial Aceh, Cut Aja Muzita di Banda Aceh, Rabu (7/8).
Ia menjelaskan, bantuan yang diberikan lewat program UEP tersebut di antaranya berupa usaha menjahit, lalu kios dagangan, kemudian sol sepatu, kuliner, penganan, dan tambal ban.
Penerima manfaat ini, lanjut dia, telah mendapat bimbingan sosial bagi keluarga miskin selama beberapa hari di Kantor Unit Pelaksana Teknis Daerah UPTD Rumoh Seujahtera Jroh Naguna Dinas Sosial Aceh.
Pihaknya mengharapkan bantuan masyarakat miskin di provinsi paling barat Indonesia itu bisa untuk pemberdayaan ekonomi, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup dalam keluarganya.
"Tahun ini, kita berikan bantuan. Tahun depan akan kita monitoring dan evaluasi, apakah bantuan tersebut dimanfaatkan atau tidak. Bisa saja setelah kami berikan, dan ternyata diperjualbelikan atau dipindahtangankan. Hal itu, tidak boleh dilakukan," katanya.
"Namun, jika hal itu terjadi juga, maka nama yang bersangkutan akan dievaluasi untuk tidak lagi diberikan bantuan," tegas Cut.
Ia mengaku, selama ini banyak masyarakat di Aceh ketika meminta bantuan ke pemerintah, dan awalnya bantuan apapun asal diberi. Tapi setelah diberikan, justru tidak dimanfaatkan dan malah diperjualbelikan.
"Kita di Dinas Sosial, tidak mengajarkan 'skil' menjahit. Tapi membantu peralatan sebagai modal usaha bapak ibu, sebagai bukti nyata bahwa Pemerintah Aceh peduli kesejahteraan bapak ibu semua," tuturnya.
Dari data terakhir Dinas Sosial Aceh telah menyalurkan bantuan program UEP ke-22 kabupaten/kota di Aceh, dan bantuan itu kembali disalurkan ke warga miskin Banda Aceh sebanyak 140 orang penerima.
"Kami melihat, walau Banda Aceh merupakan ibu kota provinsi, tapi masih banyak warganya yang masih membutuhkan bantuan dari pemerintah. Kami berharap semoga bantuan ini dapat meringankan beban penerima manfaat, sehingga bisa menyekolahkan anak-anak hingga ke perguruan tinggi," ungkapnya.
Kepala Dinas Sosial Banda Aceh, Muzakir usai menerima bantuan ke-140 warga miskin setempat kemarin mengatakan, masyarakat sebagai penerima manfaat bisa menjadi salah satu roda perekonomian keluarga dengan sebaik mungkin.
"Di kampung saya, setelah menerima bantuan, maka datang orang lain yang membutuhkan peralatan. Lalu peralatan dijual, dan dilelang. Selama ini masyarakat selalu bilang bahwa pemerintah kurang perhatian, saya rasa bantuan yang diberikan sudah cukup banyak," katanya.