Koperasi SieBreuh Makmue Beusama Aceh Besar meminta Pemerintah Aceh dapat menampung benih padi yang dihasilkan para petani yang tergabung dalam lembaga tersebut, tahun ini ditargetkan capai 50 ton.
"Kita punya kebutuhan pengadaan benih, dan pemerintah kita harap dapat menampung benih petani kita, sehingga perputarannya ada," kata Pendiri Koperasi SieBreuh Makmue Beusama Juanda Djamal, di Banda Aceh, Minggu.
Juanda mengatakan, sejauh ini untuk penangkar benih padi yang sudah dihasilkan sebanyak 40 ton, dan telah disebarkan ke pasar. Kemudian, pada musim tanam gadu diharapkan bisa bertambah hingga menjadi 50 ton benih.
Namun, kata Juanda, selama ini koperasi SieBreuh masih kekurangan biaya untuk menampung gabah yang dihasilkan para petani tersebut, sehingga hanya bisa disesuaikan dengan modal yang tersedia.
"Apalagi, kita membeli gabah petani tersebut di atas harga pasar, sehingga bisa memberikan keuntungan terhadap mereka," ujarnya.
Misalnya, lanjut Juanda, jika harga benih gabah di pasaran Rp5.000 ribu per kg, mereka membelinya dengan harga Rp5.500 per kg. Setelah diolah kemudian koperasi baru menjualnya kembali seharga Rp70 ribu per sak (5 kg).
"Karena itu, perlu bantuan pemerintah untuk menampung hasil petani tersebut, sehingga semuanya bisa tertampung," kata Juanda.
Juanda menuturkan, saat ini pihaknya juga sudah mulai mendorong keluarga petani untuk memanfaatkan pekarangan rumah agar ada pendapatan tambahan.
Mereka, bisa membuat usaha peternakan ayam, dan menanam komoditi lain yang menghasilkan. Dengan demikian bisa membantu menutupi kebutuhan sehari-hari petani, dan juga ditampung oleh koperasi SieBreuh.
"Kita akan rekrut pengumpul di tingkat mukim, hasil produksi pekarangan rumah tangga petani itu kita jual. Jadi petani mendapatkan hasil dari pertanian, peternakan, dan tambahan dari hasil rumah tangga," ujarnya.
Dirinya menambahkan, program pemanfaatan pekarangan rumah tangga tersebut sudah dimulai di beberapa titik, dan diharapkan mereka bisa menjadi contoh sehingga diikuti oleh petani lain.
Kemudian, pihaknya saat ini juga sudah membentuk SieBreuhShop sebagai wadah untuk memasarkan hasil para petani tersebut. Bahkan, pada 28 Juni 2022 ini mulai menjalin kerjasama dengan Dinas Pangan Aceh untuk pemasarannya melalui pasar Mitra Tani Banda Aceh.
"Meskipun ini sederhana, namun dampak positifnya hingga ke akar rumput. Maka dengan ini struktur ekonomi petani kita bisa dipulihkan," demikian Juanda Djamal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022
"Kita punya kebutuhan pengadaan benih, dan pemerintah kita harap dapat menampung benih petani kita, sehingga perputarannya ada," kata Pendiri Koperasi SieBreuh Makmue Beusama Juanda Djamal, di Banda Aceh, Minggu.
Juanda mengatakan, sejauh ini untuk penangkar benih padi yang sudah dihasilkan sebanyak 40 ton, dan telah disebarkan ke pasar. Kemudian, pada musim tanam gadu diharapkan bisa bertambah hingga menjadi 50 ton benih.
Namun, kata Juanda, selama ini koperasi SieBreuh masih kekurangan biaya untuk menampung gabah yang dihasilkan para petani tersebut, sehingga hanya bisa disesuaikan dengan modal yang tersedia.
"Apalagi, kita membeli gabah petani tersebut di atas harga pasar, sehingga bisa memberikan keuntungan terhadap mereka," ujarnya.
Misalnya, lanjut Juanda, jika harga benih gabah di pasaran Rp5.000 ribu per kg, mereka membelinya dengan harga Rp5.500 per kg. Setelah diolah kemudian koperasi baru menjualnya kembali seharga Rp70 ribu per sak (5 kg).
"Karena itu, perlu bantuan pemerintah untuk menampung hasil petani tersebut, sehingga semuanya bisa tertampung," kata Juanda.
Juanda menuturkan, saat ini pihaknya juga sudah mulai mendorong keluarga petani untuk memanfaatkan pekarangan rumah agar ada pendapatan tambahan.
Mereka, bisa membuat usaha peternakan ayam, dan menanam komoditi lain yang menghasilkan. Dengan demikian bisa membantu menutupi kebutuhan sehari-hari petani, dan juga ditampung oleh koperasi SieBreuh.
"Kita akan rekrut pengumpul di tingkat mukim, hasil produksi pekarangan rumah tangga petani itu kita jual. Jadi petani mendapatkan hasil dari pertanian, peternakan, dan tambahan dari hasil rumah tangga," ujarnya.
Dirinya menambahkan, program pemanfaatan pekarangan rumah tangga tersebut sudah dimulai di beberapa titik, dan diharapkan mereka bisa menjadi contoh sehingga diikuti oleh petani lain.
Kemudian, pihaknya saat ini juga sudah membentuk SieBreuhShop sebagai wadah untuk memasarkan hasil para petani tersebut. Bahkan, pada 28 Juni 2022 ini mulai menjalin kerjasama dengan Dinas Pangan Aceh untuk pemasarannya melalui pasar Mitra Tani Banda Aceh.
"Meskipun ini sederhana, namun dampak positifnya hingga ke akar rumput. Maka dengan ini struktur ekonomi petani kita bisa dipulihkan," demikian Juanda Djamal.
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2022