Senator DPD RI asal Aceh M Fadhil Rahmi meminta perusahaan migas PT Medco E&P Malaka untuk bertanggung jawab penuh terhadap dugaan kebocoran gas karena insiden yang terus berulang dan kini mengakibatkan warga Kabupaten Aceh Timur keracunan hingga harus mengungsi dan dirawat di rumah sakit.

"PT Medco harus bertanggung jawab atas kerugian yang diderita oleh masyarakat ini,” kata Fadhil Rahmi di Banda Aceh, Rabu.

Sebelumnya, belasan warga Gampong Panton Rayeuk T Kecamatan Banda Alam Kabupaten Aceh Timur terpaksa dilarikan ke IGD Puskesmas setempat karena diduga mengalami keracunan gas, Minggu (25/9).

Baca juga: Anak-anak pengungsi gas beracun diserang penyakit

Masyarakat setempat keracunan diduga akibat adanya kebocoran gas dari perusahaan yang bergerak di bidang Migas PT Medco E&P Malaka yang beroperasi di wilayah Aceh Timur.

Kemudian, Fadhil juga meminta Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) untuk memberi teguran keras kepada PT Medco terkait gas beracun yang kerap timbul sehingga merusak kesehatan masyarakat di sekitar lokasi.

“Keracunan gas Medco yang berdampak pada kesehatan masyarakat bukanlah yang pernah sekali terjadi. Ini sudah menahun dan berulang berkali-kali,” ujarnya.
 

Meski terus berulang, kata Fadhil, belum ada tindakan apapun untuk perusahaan tersebut hingga. Ia meminta pemerintah tidak mengabaikan kondisi ini. Dalam hal ini BPMA selaku perpanjangan tangan SKK Migas di Aceh.

“Jangan korbankan rakyat lebih lama.  Kalau mereka (Medco-red) tidak bisa mencegah kebocoran gas yang terjadi, maka aktivitas harus dihentikan, sampai kejadian serupa bisa dijamin tak lagi terulang di masa depan,” katanya.

Seharusnya, lanjut Fadhil, investasi itu untuk mendukung perkembangan masyarakat setempat. Tidak hanya mengambil hasil alamnya saja.

Syech Fadhil mengaku sedang berkoordinasi dengan lembaga terkait agar kejadian ini tidak terus berulang di masa depan, dan warga menjadi korban keracunan gas yang terjadi hampir setiap tahun.

"Ini membuktikan bahwa belum ada tindakan antisipasi dari perusahaan yang bersangkutan agar kasus ini tidak terulang lagi. Karena itu, BPMA harus menurunkan tim untuk investigasi agar ini tidak kembali terulang," kata Syech Fadhil.

Terkait hal ini, PT Medco E&P Malaka menyatakan sedang menindaklanjuti laporan warga terkait dugaan mencium  bau di sekitar area operasi hingga menyebabkan warga keracunan gas.

 


VP Relations & Security PT Medco E&P Malaka Arif Rinaldi mengatakan perusahaan bergerak cepat dan berkoordinasi dengan instansi kesehatan setempat untuk memastikan warga mendapatkan perawatan dan penanganan medis secara intensif.

"Sebagian warga sudah diperbolehkan pulang. Perusahaan juga telah menurunkan tim kesehatan, keselamatan kerja dan lindung lingkungan ke lokasi kejadian serta memberikan penanganan kesehatan kepada warga," kata Arif Rinaldi.

Pewarta: Rahmat Fajri

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023