Puluhan pasien cuci darah (Hemodialisa) yang selama ini mendapatkan layanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, terpaksa berangkat ke Kota Banda Aceh, setelah cairan yang digunakan untuk pasien habis total.
“Karena tak ada ketersediaan cairan cuci darah, kami terpaksa ke Banda Aceh untuk melanjutkan perawatan,” kata Bahtizal, seorang pasien cuci darah kepada ANTARA di Meulaboh, Rabu.
Menurutnya, akibat harus berangkat ke Banda Aceh, para pasien terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk berobat, sehingga hal ini sangat memberatkan masyarakat apalagi masyarakat kurang mampu.
Bahtizal mengakui, kondisi habisnya cairan untuk pasien cuci darah di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat sering terjadi dan hal ini sangat dikeluhkan oleh masyarakat khususnya pasien cuci darah.
Oleh karena itu, masyarakat berharap agar manajemen di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh agar dapat memperbaiki layanan tersebut, sehingga warga tidak harus berangkat ke Banda Aceh untuk melakukan cuci darah.
Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dr Ilum Anam SPPD KGEH yang dikonfirmasi terpisah membenarkan habisnya cairan untuk layanan pasien cuci darah.
“Cairannya memang habis beberapa hari lalu saat libur panjang sejak Sabtu sampai Selasa kemarin. Tapi sekarang cairannya sudah ada,” katanya.
Ia mengakui habisnya cairan untuk cuci darah pasien Hemodialisa disebabkan karena terlambatnya pelaporan dari petugas, sehingga penyediaan cairan tersebut mengalami kendala.
“Tapi kalau dilaporkan lebih awal, pasti kejadian habisnya cairan tidak akan terjadi,” katanya.
Ilum Anam menyebutkan pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga ke depan tidak ada pasien cuci darah yang tidak bisa dilayani akibat kehabisan cairan.
Ia mengakui selama ini pihaknya kesulitan mendatangkan cairan untuk pasien cuci darah, karena perusahaan penyedia cairan tersebut sangat sedikit di Aceh Barat.
Baca juga: RSUD Meulaboh Aceh Barat raih akreditasi paripurna dari KARS
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023
“Karena tak ada ketersediaan cairan cuci darah, kami terpaksa ke Banda Aceh untuk melanjutkan perawatan,” kata Bahtizal, seorang pasien cuci darah kepada ANTARA di Meulaboh, Rabu.
Menurutnya, akibat harus berangkat ke Banda Aceh, para pasien terpaksa mengeluarkan biaya tambahan untuk berobat, sehingga hal ini sangat memberatkan masyarakat apalagi masyarakat kurang mampu.
Bahtizal mengakui, kondisi habisnya cairan untuk pasien cuci darah di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat sering terjadi dan hal ini sangat dikeluhkan oleh masyarakat khususnya pasien cuci darah.
Oleh karena itu, masyarakat berharap agar manajemen di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh agar dapat memperbaiki layanan tersebut, sehingga warga tidak harus berangkat ke Banda Aceh untuk melakukan cuci darah.
Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, dr Ilum Anam SPPD KGEH yang dikonfirmasi terpisah membenarkan habisnya cairan untuk layanan pasien cuci darah.
“Cairannya memang habis beberapa hari lalu saat libur panjang sejak Sabtu sampai Selasa kemarin. Tapi sekarang cairannya sudah ada,” katanya.
Ia mengakui habisnya cairan untuk cuci darah pasien Hemodialisa disebabkan karena terlambatnya pelaporan dari petugas, sehingga penyediaan cairan tersebut mengalami kendala.
“Tapi kalau dilaporkan lebih awal, pasti kejadian habisnya cairan tidak akan terjadi,” katanya.
Ilum Anam menyebutkan pihaknya terus berupaya meningkatkan layanan kesehatan kepada masyarakat, sehingga ke depan tidak ada pasien cuci darah yang tidak bisa dilayani akibat kehabisan cairan.
Ia mengakui selama ini pihaknya kesulitan mendatangkan cairan untuk pasien cuci darah, karena perusahaan penyedia cairan tersebut sangat sedikit di Aceh Barat.
Baca juga: RSUD Meulaboh Aceh Barat raih akreditasi paripurna dari KARS
COPYRIGHT © ANTARA News Aceh 2023