Jakarta (ANTARA) - Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo menyatakan wabah virus Corona jenis baru yang menyebabkan penyakit COVID-19 merupakan kejadian alam dengan siklus 100 tahun.
"Wabah ini adalah peristiwa alam yang telah terjadi berulang kali ratusan tahun yang lalu," kata Doni dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Senin.
Oleh karena itu, pemerintah menetapkan COVID-19 sebagai bencana non-alam. Saat ini, ujar Doni, alam sedang berproses.
Dia mencontohkan beberapa fenomena wabah yang telah terjadi dengan siklus yang serupa yakni Flu Spanyol dan wabah kolera. Flu Spanyol diketahui terjadi pada 1918-1920, sedangkan wabah kolera terjadi di 1820.
"Oleh karenanya sekali lagi alam sedang dalam proses melakukan sebuah kegiatan yang memang kalau dilihat dari siklusnya adalah 100 tahun," kata Doni.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) ini menekankan upaya untuk melindungi warga negara dari bahaya terinfeksi virus ini menjadi tanggung jawab bersama. Seluruh komponen masyarakat perlu ikut bekerja keras bersama pemerintah memutus rantai penularan COVID-19.
Dia menegaskan virus Corona ini tak bisa dianggap sepele dan dianggap enteng. Badan PBB untuk Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah menetapkan COVID-19 sebagai pandemi global.
"Kami imbau segenap komponen masyarakat untuk betul-betul memperhatikan ketentuan dan protokol kesehatan," ujar Doni.
Menurut data Kementerian Kesehatan hingga Ahad (26/4), terdapat total 8.882 kasus pasien positif COVID-19 di seluruh Indonesia. Dari angka itu, sebanyak 1.107 pasien telah dinyatakan sembuh dan 743 pasien meninggal dunia.
Sedangkan Orang Dalam Pemantauan (ODP) sebesar 209.040 orang, dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebesar 19.648 orang.
Di periode yang sama, secara global, kasus pasien positif COVID-19 di dunia berjumlah 2.908.527 orang. Sebanyak 203.332 orang meninggal dan 824.002 orang sembuh.*