Jakarta (ANTARA) - Fitur layanan pembayaran pada WhatsApp, yang dinamai WhatsApp Pay, diperkirakan akan menjadi saingan terberat layanan pembayaran digital di Indonesia.
Menurut Menkominfo Kabinet Kerja (2014-2019), Rudiantara, kompetisi layanan pembayaran digital tidak hanya pada taraf nasional namun kini Indonesia harus siap bersaing pemain global pada layanan serupa.
"Kompetisi bukan Gopay, LinkAja, tapi dengan global. Karena itu, kita harus segera mempromosikan Indonesia, karena pemainnya banyak, misalnya WhatsApp ditambah fitur pembayaran," ujar Rudiantara dalam dialog virtual, Selasa.
Kehadiran fitur pembayaran pada WhatsApp, menurut profesional di bidang telekomunikasi itu, akan membuat pengguna lebih nyaman, terlebih hampir setiap orang di Indonesia menggunakan WhatsApp.
"Ancaman itu terbesar dari WhatsApp, Facebook. Pengguna WhatsApp lebih besar di Indonesia. Sebagai investor kan diperhitungkan jumlahnya di situ," kata Rudiantara.
Lebih lanjut, dia mengatakan peningkatan skala ekonomi Indonesia menjadi cara untuk bersaing dengan pemain global. Dia juga mengomentari rumor merger OVO dan DANA menjadi strategi yang tepat.
"Kalau menurut saya strateginya tepat untuk konsolidasi, jadi bukan hanya operator konsolidasi, tapi juga platform, kalau yang satu efisiensi, yang satu untuk menjaga pasar, banyak perkembangan di luar infrastruktur," ujar pria yang pernah akrab dipanggil Chief itu.
Facebook mulai mengintegrasikan fitur pembayaran di WhatsApp, yang memungkinkan pengguna membayar tagihan, mengirim uang, atau bertransaksi langsung dari aplikasi pesan singkat terpopuler di dunia itu, dengan menghadirkannya bagi pengguna di Brazil pekan lalu.
Di Brazil, WhatsApp mendukung kartu debit atau kredit dari Banco do Brasil, Nubank, dan Sicredi di jaringan Visa dan Mastercard dan bekerja sama dengan Cielo, pemroses pembayaran terkemuka di negara itu.
Dengan fitur tersebut orang akan dapat mengirim uang dengan aman atau melakukan pembelian dari bisnis lokal tanpa meninggalkan obrolan mereka.