Banda Aceh, 2/9 (Antara) - Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengindikasikan masih beroperasinya travel berplat hitam mengangkut penumpang di luar terminal Bus Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, karena ada pihak yang membekingi, sehingga sulit untuk dihentikan.
"Kalau tidak ada yang membekingi kenapa mereka masih beroperasi, sudah tahu menggunakan plat hitam dilarang, kenapa mereka masih berani mengambil penumpang di luar terminal," kata Ketua Organda Aceh Barat Tantawi di Meulaboh, Selasa.
Hal itu disampaikan disela-sela mendatangi para sopir Angkutan Kota Dalam Provinsi (AKDP) jenis L-300 yang melakukan mogok massal karena kesepakatan bersama pihak pemerintah daerah dan kepolisian dilanggar membuat para sopir menggelar aksi protes.
Ia mengatakan, beberapa kali travel plat hitam membawa penumpang ditemukan ada orang lebih besar didalam mobil (beking), sehingga para sopir ketika bertemu dengan armada demikian memilih untuk mundur dan tidak berani berbuat apapun.
Tantawi mengkhawatirkan, para sopir armada L-300 dan pengusaha penyedia jasa loket di lokasi Terminal Bus Meulaboh akan bertindak ceroboh melakukan razia ilegal sendiri yang dapat mengganggu keamanan.
Selain membuat aksi anarkis, aksi demikian juga menurut dia melanggar Undang-Undang Nomor 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, karena kewenangan razia kendaraan hanya dimiliki pihak kepolisian.
"Organda tetap mendukung para sopir L-300 yang hari ini melakukan mogok massal, pemerintah bersama kepolisian kita ingatkan untuk serius mengawal kesepakatan bersama sebelum ada aksi-aksi lain dilakukan oleh sopir," tegasnya.
Tantawi menyebutkan, masih ada sekitar 12 penyedia jasa angkutan berplat hitam (travel liar) di luar lokasi terminal mengambil penumpang dengan menyertakan tiket kepada penumpang, meski sudah beberapa kali ditertibkan dan disegel kemudian dibuka kembali.
Katanya, dari 12 penyedia jasa di luar terminal tersebut tiga di antaranya mengangkut penumpang untuk jurusan Meulaboh (Aceh Barat)-Banda Aceh dan sembilan lainnya mengambil trayek Meulaboh-Medan (Sumatera Utara).
Tantawi menyesalkan adanya tindakan dari para sopir melakukan razia sendiri pada Senin (1/9) malam, beruntung pihak kepolisian segera datang dan membubarkan aksi para sopir yang dikhawatirkan akan berujung anarkis.
"Kita juga mengingatkan kepada para sopir untuk tidak bertindak ceroboh, karena razia itu hanya boleh dilakukan pihak kepolisian, jangan sampai ada hal-hal yang tidak kita inginkan," katanya menambahkan.
Organda: Travel Plat Hitam Ada Yang Membekingi
Selasa, 2 September 2014 14:29 WIB

Mogok