Banda Aceh (ANTARA) - Jagalah kepercayaan sebelum hilang, karena kepercayaan itu seperti gelas, jika ia terjatuh lalu pecah, maka ia tak akan sama lagi seperti sebelumnya.
Kata bijak tersebut layak disandang oleh para petani kopi asal Bener Meriah, Provinsi Aceh yang kini menjadi mitra binaan PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I, yang selalu komit untuk menepati janji dan menjaga kepercayaan yang telah diberikan perusahaan milik pemerintah tersebut.
Ummi Rahmah salah satu petani asal Kampung Bintang Permata, Kecamatan Permata Bener Meriah yang menjadi mitra binaan sejak tahun 2019 silam itu, mengaku sangat terbantu dengan program pinjaman lunak yang diberikan perusahaan tersebut untuk keberlangsungan ekonomi keluarga melalui tanaman kopi arabica.
Kopi Arabica merupakan salah satu komoditas unggulan asal Dataran Tinggi Gayo Aceh dengan cita rasa khasnya sehingga menjadi salah kopi terbaik dunia dan mendapat pangsa pasar di internasional. Data tahun 2019 menyebutkan luas lahan perkebunan kopi di Kabupaten Bener Meriah seluas 46.273 hektare.
"Alhamdulillah kami mendapat kepercayaan modal usaha dari PT Pertamina MOR I berupa pinjaman lunak yang diberikan untuk pengembangan tanaman kopi dan pinjaman ini juga diberikan kepada beberapa petani lainnya yang ada di Bener Meriah," katanya.
Menurut dia pinjaman yang diberikan dengan nilai bervariasi yakni mulai dari Rp10 juta sampai seratusan juta. Dana tersebut hingga saat ini terus bergulir di daerahnya, karena para petani yang telah menjadi mitra binaan memiliki komitmen yang sama untuk menjaga kepercayaan dan amanah yang telah diberikan.
"Kepercayaan itu sangat mahal, karenanya kami semua bertekad untuk saling mengingatkan dan menjaga agar apa yang telah diberikan ini terus berlanjut demi keberlanjutan usaha dan juga pengembangan kopi dengan hasil yang lebih maksimal," katanya.
Petani kopi asal Bener Meriah tersebut mengaku pinjaman yang diberikan tersebut juga sangat terbantu, karena tidak memberatkan petani terutama di masa pandemi COVID-19 yang ikut berdampak terhadap harga jual kopi.
"Alhamdulillah ditengah harga yang turun drastis dampak dari COVID-19, kami terus bertahan untuk terus bangkit dan dalam kondisi ini kami juga terus didampingi untuk peningkatan produksi termasuk untuk peningkatan sumber daya manusia," katanya.
Ummi yang saat ini memiliki luas lahan kopi seluas empat hektare bersama petani lainnya mengaku sangat terbantu dengan program tersebut, selain memberikan pinjaman juga dibarengi dengan peningkatan kapasitas dan peningkatan produksi.
Sebelumnya, dalam upaya meningkatkan kapasitas petani, PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I melatih para petani di daerah tersebut untuk menjaga kualitas salah satu komoditas unggulan di Bener Meriah yakni kopi.
"Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sehingga Pertamina mengambil peran untuk ikut serta dalam pengembangan kopi di Tanah Air salah satunya di Bener Meriah," kata Unit Manager Communication, Relations, & CSR MOR I, Roby Hervindo beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan pelatihan tersebut diberikan kepada mitra binaan PT Pertamina yang ada di Kabupaten Bener Meriah dalam upaya membantu para petani untuk meningkatkan produksi dan pengetahuan yang nantinya akan berdampak pada pendapatan keluarga.
"Peran kita tidak hanya dalam pelatihan, tapi juga ikut serta memberikan bibit unggul kopi yang telah bersertifikat guna mendapatkan hasil maksimal dan tentu ini akan berdampak juga pada pendapat yang akan diperoleh," katanya.
Ia menyebutkan Pertamina MOR I memberikan pelatihan kepada 46 petani kopi yang menjadi mitra binaan Pertamina MOR I dengan waktu pelaksanaan pelatihan tersebut selama 22 minggu.
Roby menambahkan, 46 petani kopi tersebut sudah menjadi mitra binaan Pertamina sejak tahun 2019. Pinjaman yang diberikan Pertamina MOR I adalah sebanyak Rp 1,92 miliar.
Ia menyebutkan pelatihan tersebut terdiri dari tiga tahap masing-masing assessment yang dibagi menjadi analisis tanah & tanaman, analisis kualitas biji kopi, analisis hama tanaman, sosialisasi rekomendasi, serta pengadaan bibit Unggul bersertifikat.
Kemudian tahap pelatihan merupakan tahap pembelajaran bagaimana menanam dan budidaya tanaman kopi yang baik dan benar. Tahap terakhir adalah tahap penanaman, pendampingan, monitoring, serta finishing. Tahap tersebut meliputi tahapan untuk penanaman bibit unggul dan pemantauan serta pengawasan kondisi tanaman pasca proses penanaman.
"Pengembangan kapasitas ini sebagai bagian dari upaya Pertamina mengembangkan usaha UMKM, terutama di tengah situasi pandemi. Pertamina menggelontorkan anggaran sebanyak Rp 139 juta untuk kegiatan tersebut," katanya.
Semoga dukungan yang diberikan tersebut dapat mengembangkan petani dan meningkatkan kesejahteraan, sehingga membantu Indonesia terhindar dari resesi.