Beijing (ANTARA) - Lebih dari 24.000 warga Distrik Daxing, Beijing, China, dilarang meninggalkan rumah karena harus menjalani isolasi mandiri.
Bagi mereka yang hendak ke luar kota harus mendapatkan persetujuan terlebih dulu dari otoritas lokal dan menunjukkan hasil tes usap yang dilakukan tiga hari sebelum bepergian, demikian pernyataan tim satuan kerja pencegahan dan pengendalian COVID-19 di Daxing, Kamis.
Pemerintah Distrik Daxing memberlakukan penutupan akses total atau lockdown di lima kawasan permukiman warga setelah mendapati beberapa kasus baru COVID-19.
Semua fasilitas publik di distrik itu, yang belum genap dua tahun dan memiliki bandara komersial baru dan terbesar di China, ditutup.
Toko-toko, perkantoran bisnis, hotel, gedung bioskop, dan pusat kebugaran hanya diizinkan menerima kunjungan 50 persen orang dari kapasitas.
Angkutan umum di Distrik Daxing hanya boleh mengangkut 75 persen penumpang.
Di Distrik Daxing, terdapat tujuh warga lokal positif COVID-19. Kawasan permukiman di Subdistrik Tiangongyuan telah meningkat menjadi kawasan berisiko tinggi.
Sementara itu di Provinsi Jilin, jumlah kasus baru tercatat 133, sebanyak 57 di antaranya tanpa gejala.
Pihak pemerintah setempat sudah melacak kasus tersebut, yang ternyata berasal dari seorang tenaga penjualan yang beberapa kali bolak-balik dari Provinsi Jilin ke Provinsi Heilongjiang dan menggelar empat kali promosi pada 6-11 Januari di Jilin --yang pesertanya lebih banyak kalangan orang tua.
Tenaga penjualan itu telah menularkan virus kepada 102 orang, sekitar 60 persen di antaranya berusia di atas 60 tahun.