Banda Aceh (ANTARA) - Anggota DPR Aceh Bardan Sahidi mempertanyakan banyaknya laporan masyarakat tentang kekosongan dana di gerai Anjungan Tunai Mandiri (ATM) serta gagal proses transfer.
"Kami dapat laporan gerai ATM bank BUMN, BUMA di Aceh, BSI dan Bank Aceh Syariah kekosongan kas sejak sepekan terakhir sehingga menyebabkan antrian panjang dan antrian massa," kata Bardan Sahidi, di Banda Aceh, Selasa.
Permasalahan tersebut disampaikan Bardan dalam agenda sidang paripurna DPR Aceh saat menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) APBA Tahun 2020 di gedung utama DPR Aceh.
Selain kekosongan ATM, kata Bardan, persoalan lain yang dialami masyarakat yakni pada proses transfer, di mana setelah nasabah mengirim, saldo mereka terdebet, namun uangnya tidak terkirim ke rekening tujuan.
"Ini disebabkan kelemahan managemen dan dukungan IT perbankan di Aceh. Saya meminta pemerintah dapat mengatasi ini dalam waktu yang tidak terlalu lama," ujar politikus PKS itu.
Karena itu, Bardan meminta kepada pihak perbankan yakni BSI dan terutama BUMD milik Pemerintah Aceh, dukungan IT penting untuk segera diperbaiki.
"Apalagi menjelang Idul Fitri dan pembayaran gaji ASN bulan ke-13. Kalau ini tidak segera diatasi, saya khawatir penumpukan massa di semua perbankan akan menimbulkan klaster baru penyebaran COVID-19 di Aceh," katanya.
Bardan menambahkan, dalam waktu dekat pihaknya akan memanggil dan melakukan rapat kerja bersama Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK) serta semua pimpinan perbankan di Aceh.
Anggota DPRA pertanyakan banyak ATM bank syariah di Aceh kosong
Selasa, 4 Mei 2021 21:10 WIB