Jakarta (ANTARA) - Sudah dua kali Spanyol mengurung lawan-lawannya, tapi keduanya hanya menghasilkan seri. Mereka memiliki pemain- pemain yang haus gol, tapi sejauh ini hanya bisa memasukkan satu gol.
Pada pertandingan terakhirnya di Estadio de la Cartuja di Sevilla, Rabu malam pukul 23.00 WIB nanti, Spanyol tak punya pilihan selain mengalahkan Slovakia yang cukup seri agar lolos ke 16 Besar.
Pelatih Spanyol Luis Enrique memperkirakan Slovakia akan menumpuk pemain di belakang untuk bermain defensif agar tak kehilangan poin.
Spanyol tak bisa menembus pertahanan ultra defensif Swedia pada pertandingan pertama yang kemungkinan akan diadopsi juga oleh Slovakia. Sedangkan melawan Polandia yang bermain lebih terbuka, La Roja juga hanya bisa seri 1-1.
Untuk itu, Spanyol baru mengemas dua poin, sedangkan Slovakia sudah tiga poin. Slovakia akan pragmatis bertahan untuk memetik satu poin lagi yang sudah cukup membawa mereka ke fase gugur.
“Mereka akan bertahan, tak diragukan lagi, seri sudah cukup bagi mereka, jadi saya harap kami bisa memecahkan kebuntuan sesegera mungkin karena laga ini akan berat,” kata Enrique seperti dikutip Reuters.
Enrique hanya mengubah satu pemain dalam susunan sebelas pemain pertamanya dengan cuma memasukkan Gerard Moreno untuk mengisi posisi Ferran Torres.
Namun dalam sesi latihan Selasa yang terbuka untuk media, dia memamerkan formasi baru yang membuat media berspekulasi Spanyol akan menggunakan pendekatan berbeda saat menghadapi Slovakia. Dia mungkin akan mengganti enam starternya.
Dia akan menempatkan Cesar Azpilicueta dalam posisi bek kanan, Jose Gaya kiri sehingga Jordi Alba tak terpakai, sedangkan Eric Garcia menggantikan Pau Torres sebagai bek tengah.
Kapten Sergio Busquets dan gelandang Thiago Alcantara yang belum pernah menjadi starter, akan dimainkan sejak awal guna bermitra dengan Pedri. Untuk lini depan, Enrique akan memasang Pablo Sarabia bersama Gerard Moreno dan Alvaro Morata.
Enrique memang tidak eksplisit mengatakan akan mengubah total formasi skuadnya, namun dia mengisyaratkan itu dengan berkata, “saya mungkin mengubahnya, mungkin juga tidak. Semua dari 24 pemain dalam skuad kami mampu memberikan kemenangan pertama kepada kami.”
Slovakia yang satu tingkat di atas Spanyol dalam klasemen Grup E mengaku diri tetap underdog. “Dengan kualitas yang mereka miliki dan peluang yang mereka ciptakan, kami akan butuh keberuntungan saat bertahan menghadapi mereka dan menetralisir striker-striker mereka,” kata pelatih Stefan Tarkovic.
Kembali masuknya Sergio Busquets setelah isolasi Covid-19 makin memperberat Slovakia yang disebut Tarkovic bakal membuat lapangan tengah Spanyol lebih tenang dan lebih berkualitas.
Slovakia yang lolos ke fase knockout dalam dua putaran final Euro sebelumnya, mengalahkan Polandia pada laga pembuka sebelum takluk kepada Swedia, jarang sekali mengancam gawang kedua lawannya itu.
Tarkovic sadar bakal didikte Spanyol. Tak banyak yang dia minta dari skuadnya, kecuali bertransisi cepat dari bertahan menjadi menyerang, begitu ada kesempatan, dan memainkan bola selama mungkin untuk merusak ritme Spanyol.
Fakta Spanyol tidak klinis dan ini bakal membuat pemain-pemainnya makin tertekan bisa menguntungkan Slovakia. Pada dua laga terdahulu, Spanyol mungkin masih tak apa seri sehingga tekanan untuk menang tidak sebesar saat ini. Dan tekanan yang terlalu besar bisa merusak irama permainan Spanyol.
Slovakia bisa melihat hal ini celah untuk memetik poin. Namun mereka tak mau gegabah dalam menaksir kemampuan Spanyol memenangkan lagi hanya karena tak berhasil dalam dua laga sebelumnya.
“Semua orang terkejut (oleh awal lamban Spanyol) tetapi itu tak berarti apa-apa bagi kami. Jika kami ingin lolos maka kami memerlukan sesuatu dari pertandingan ini,” kata kapten Marek Hamsik yang mengisyaratkan Slovakia bakal mengandalkan pertahanan.
Prediksi sebelas pemain pertama
Slovakia (4-2-3-1): Martin Dubravka; Peter Pekarík, Lubomir Satka, Milan Skriniar, Tomas Hubocan; Juraj Kucka, Patrik Hrosovsky; Lukas Haraslin, Marek Hamsik, Robert Mak; Ondrej Duda.
Spanyol (4-3-3): Unai Simon; Marcos Llorente, Aymeric Laporte, Pau Torres, Jordi Alba; Pedri, Sergio Busquets, Thiago Alcantara; Gerard Moreno, Alvaro Morata, Pablo Sarabia
Skenario pertandingan
Pelatih Slovakia Stefan Tarkovic tidak diruwetkan oleh masalah cedera pemain sehingga seharusnya bisa memasang formasi terkuat.
Martin Dubravka akan menjaga gawang Slovakia dalam sistem 4-2-3-1. Lubomir Satka dan Milan Skriniar kembali bermitra di jantung pertahanan yang akan diapit dua bek sayap Peter Pekarik dan Tomas Hubocan.
Di lapangan tengah, Juraj Kucka dan Patrik Hrosovsky akan menjadi poros ganda guna mengimbangi superioritas Spanyol di area ini. Namun gelandang yang juga kapten tim, Marek Hamsik, dipasang lebih ke depan sebagai inisiator serangan.
Dalam unit serangan sendiri, Ondrej Duda memimpin di sepertiga terakhir lapangan bersama Lukas Haraslin dan Robert Mak yang berposisi lebih melebar. Pergerakan Duda di depan gawang Spanyol menjadi kunci nasib Slovakia.
Luis Enrique juga tidak dipusingkan oleh masalah cedera pemain menjelang laga di Estadio de la Cartuja ini. Tapi Spanyol terdorong mengubah beberapa hal agar keberuntungan berpihak kepada mereka setelah bermain sangat dominan dalam dua laga terdahulu namun hanya memetik hasil seri.
Perubahan bisa dimulai dari lini belakang, tapi masih akan dipimpin kiper Unai Simon dalam formasi 4-3-3. Pau Torres bisa saja diganti Eric Garcia sebagai pasangan Aymeric Laporte untuk palang pintu dalam sistem empat bek bersama dua bek sayap Jordi Alba dan Marcos Llorente.
Di lapangan tengah, kapten Sergio Busquets kali ini benar dipasang sebagai starter setelah pulih dari COVID-19. Thiago Alcantara juga bisa saja dimasukkan sebagai salah satu starter menggantikan Koke di lapangan tengah untuk berduet dengan Pedri sebagai tenaga kreatif lapangan tengah dalam merancang ofensif ke depan.
Di lini depan, Gerard Moreno sepertinya bakal kembali menjadi starter yang bersama Alvaro Morata dan akan membentuk trisula serangan bersama Pablo Sarania yang ditempatkan menyamping di sayap.
Statistik penting kedua tim
Spanyol seri 0-0 melawan Swedia dan seri 1-1 versus Polandia, sedangkan Slovakia menang 2-1 atas Polandia tetapi kalah 0-1 dari Swedia.
Kedua negara sudah enam kali bertemu dan semuanya terjadi pada pertandingan kompetitif. Terakhir kali bertemu dalam kualifikasi Euro 2016 pada 5 September 2015 ketika Spanyol menang 2-0. Sedangkan yang pertama terjadi pada kualifikasi Piala Dunia 1998 ketika Spanyol menang 4-1.
Ini kedua kali berturut-turut Slovakia mengikuti Euro setelah debut pada Euro 2016 di mana mereka mencapai 16 besar. Catatan Slovakia dalam putaran final Euro adalah 2 menang, 1 seri, dan 3 kalah.
Kalah melawan Swedia lalu telah mengakhiri empat laga tak terkalahkan Slovakia dalam putaran final Euro. Slovakia kalah pada semua dari laga tandangnya melawan Spanyol.
Ini putaran final Euro ketujuh berturut-turut Spanyol. Juara pada 1964, 2008 dan 2012 sehingga menjadi tim pertama yang merebut trofi Henri Delaunay. Upaya Spanyol mempertahankan trofi ini diakhiri Italia pada 16 besar Euro 2016 ketika Azzurri menang 2-0.
Spanyol dan Jerman adalah negara yang paling sering menjuarai Euro, masing-masing tiga kali.
Kalah 1-2 melawan Kroasia dalam pertandingan ketiga putaran final Euro 2016 telah mengakhiri 14 pertandingan tak terkalahkan Spanyol dalam putaran final.
Spanyol adalah salah satu dari lima tim yang tak pernah kalah dalam kualifikasi selain Belgia dan Italia yang keduanya memenangkan seluruh dari 10 pertandingan kualifikasi, serta Denmark dan Ukraina.