Meulaboh (ANTARA) - Rektorat Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh Kabupaten Aceh Barat menegaskan pihaknya tidak terlibat dalam proses pembangunan masjid senilai Rp16 miliar yang ditemukan Pansus DPRA bocor dan belum bisa difungsikan.
"Kami tidak terlibat dalam proses pembangunan bangunan masjid tersebut, kami hanya sebagai calon penerima manfaat," kata Kepala Bagian Perencanaan, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat Ahmad Fauzi, Minggu (15/8).
Ia menjelaskan, tanggung jawab pembangunan bangunan masjid tersebut merupakan Pemerintah Aceh melalui dinas terkait.
Baca juga: Pansus: Habiskan Rp16 M, Masjid UTU Meulaboh bocor dan belum berfungsi
Ahmad Fauzi menegaskan dalam pembangunan tersebut, pihak kampus memang pernah diberitahukan bahwa pembangunan tersebut akan dimulai.
Bangunan ini, kata dia, mulai dibangun sejak tahun 2017 dan hingga tahun 2021 masih akan dilanjutkan pembangunannya.
Pihaknya berharap agar pembangunan masjid di lokasi kampus tersebut agar dapat segera selesai, sehingga diharapkan bisa segera dimanfaatkan oleh masyarakat dan mahasiswa.
Baca juga: Pansus DPRA: Pembangunan 5.000 rumah layak huni di Aceh tidak merata dan diduga banyak ketimpangan
Sebelumnya, Tim Panitia Khusus (Pansus) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh menemukan pembangunan masjid di Kompleks Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh berlokasi di kawasan Alue Peunyareng, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat senilai Rp16 miliar lebih kini belum berfungsi dan mengalami kebocoran.
“Kita melihat kondisi Masjid UTU Meulaboh ini sangat memprihatinkan, karena sudah empat tahun anggaran dialokasikan Pemerintah Aceh, sampai saat ini belum bisa difungsikan,” kata Ketua Panitia Khusus (Pansus) Daerah Pemilihan X DPRA Aceh Fuadri MSi di Meulaboh, Rabu (11/8).
Baca juga: Pansus DPRA temukan rumah dhuafa telantar di Aceh Barat, begini kondisinya
Ia mengatakan, berdasarkan data yang diperoleh oleh DPRA, pembangunan masjid yang sudah dimulai sejak tahun 2017 lalu tersebut telah menyerap anggaran sebesar Rp16 miliar lebih, yang dialokasikan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Aceh (APBA).
Bahkan pada tahun 2021 ini, kata Fuadri, Pemerintah Aceh kembali mengucurkan anggaran sebesar Rp6 miliar lebih guna melakukan penyelesaian di kompleks masjid setempat.
Seharusnya, kata Fuadri, dengan anggaran yang sudah dialokasikan yang sangat besar mencapai Rp16 miliar lebih, seharusnya Masjid Universitas Teuku Umar (UTU) Meulaboh tersebut sudah fungsional atau difungsikan untuk kegiatan ibadah, serta kegiatan keagamaan di lingkungan kampus.
Temuan lainnya dalam kegiatan tersebut, kata Fuadri, pihaknya juga menemukan hampir keseluruhan lantai masjid tersebut tergenang air.
UTU Meulaboh: Kami tidak terlibat pembangunan masjid Rp16 miliar yang bocor
Minggu, 15 Agustus 2021 19:40 WIB