Kepala Dinas Kelautan Perikanan dan Pertanian Kota Lhokseumawe M Rizal di Lhokseumawe, Sabtu mengatakan, tikus merupakan salah satu hama yang dominan menganggu tanaman padi, sehingga perlu upaya mengatasinya agar produksi tidak menurun.
Disebutkan, pihaknya beberapa waktu lalu telah melakukan rapat dengan unsur Muspika, Keujruen Blang (pengatur hukum adat persawahan) dan petani di kantor Kecamatan Blang Mangat, membahas masalah hama tikus yang terus menghantui petani.
Pada rapat tersebut, Rizal mengungkapkan, keputusannya, hama tikus harus diatasi dengan menggunakan sarana perangkap, karena jika dilakukan perburuan, berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, dikhawatirkan tikus akan semakin beringas.
"Jika dengan mengggunakan perangkap akan lebih efektif daripada diracun atau diburu. Karena apabila tikusnya tidak mati, maka serangannya akan lebih berbahaya lagi dari yang ada, apalagi tikus termasuk hewan pendendam," ujar Rizal.
Terkait rencana pemasangan perangkap, ia menyatakan, pihaknya berencana akan membagikan perangkap tikus kepada petani, namun masih dipikirkan terhadap bentuk perangkap dan lain sebagainya.
"Jika memang cara tersebut lebih efektif sebagai upaya mengatasi hama tikus, kita berencana akan membagikan perangkap tikus. Namun bagaimana bentuknya kita persiapkan nanti," ungkap Rizal.
Areal tanaman padi di Kota Lhokseumawe terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Muara Satu dan Kecamatan Blang Mangat. Kecamatan Blang Mangat memiliki areal sawah yang luas dan berbatasan langsung dengan areal persawahan Syamtalira Bayu, Kabupaten Aceh Utara.
Sedangkan di Kecamatan Muara Satu, areal sawahnya berada di kawasan Paya Cot Trieng.