Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas Taufik Hanafi mengatakan kehadiran Satu Data Indonesia dapat mendukung pemulihan ekonomi nasional dari dampak COVID-19.
“Salah satu prioritas Satu Data Indonesia yaitu mendukung program-program yang bersifat strategis, salah satunya pemulihan ekonomi. Jadi, di sini Satu Data Indonesia di-guide oleh apa yang disebut dokumen perencanaan, untuk ditetapkan data prioritas,” kata Hanafi yang juga Ketua Forum Satu Data Indonesia Tingkat Pusat dalam webinar di Jakarta, Kamis.
Satu Data Indonesia dibutuhkan untuk mendukung program pemerintah guna kembali kepada sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2020. Salah satu sasaran tersebut ialah pertumbuhan ekonomi yang berkisar 5,7 sampai 6,0 persen per tahun sepanjang 2020-2021.
Pandemi COVID-19 telah membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 terkontraksi 2,07 persen.
“Dalam perjalanannya ada pandemi yang membutuhkan inovasi kebijakan, intervensi, dan program yang membutuhkan dukungan Satu Data Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan perencanaannya, targeting, penganggaran, dan bagaimana proses pelaksanaan program-program pembangunan itu,” imbuhnya.
Dalam memulihkan perekonomian, Hanafi mencontohkan, Satu Data Indonesia dibutuhkan untuk mereformasi sistem perlindungan sosial agar lebih tepat sasaran.
Satu Data Indonesia pun akan membantu mengkonsolidasi data di setiap Kementerian dan Lembaga sebagai dasar penyusunan, perencanaan dan pengalokasian anggaran pemulihan ekonomi nasional.
“Artinya Satu Data Indonesia itu tidak berdiri, tidak semata mengumpulkan data, tapi data yang dikumpulkan di-guide, diarahkan untuk apa yang ingin kita capai,” katanya.