Meulaboh (ANTARA Aceh) - Korem 012/Teuku Umar memfasilitasi pertemuan sekaligus deklarasi damai seluruh tokoh agama di wilayah barat selatan Provinsi Aceh untuk memperkuat kedaulatan Negara Kesatuan RI dengan mempererat kerukukan hidup beragama.
Komandan Korem 012 TU Kolonel Arh Ruruh A Setyawibawa di Meulaboh, Jumat mengatakan, banyaknya fitnah dan provokasi yang nyata ataupun terselubung merupakan cara mengadu domba mengacaukan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dirasakan masyarakat di daerah itu.
"Rasa persatuan dan kesatuan yang terpancar dari kerukunan hidup diantara kita dapat menjadi rapuh dan ternodai akibat fitnah dan adu domba pihak tertentu, karenanya hal ini harus kita waspadai bersama," tegasnya.
Hal itu disampaikan pada acara silaturahmi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yang dihadiri oleh sejumlah pemuka agama, ormas, kepemudaan, kepala daerah dari Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya di Aula Makorem 012 TU Desa Alue Peunyareng Kabupaten Aceh Barat.
Danrem menjelaskan, dengan berdalih hak asazi manusia (HAM) dan demokratisasi kejadian demi kejadian yang terjadi semua itu adalah desain yang direncanakan pihak tertentu agar rakyat Indonesia berselisih dan saling tidak percaya.
"Bila itu berhasil maka mereka dengan mudah menguasai negeri kita dengan sasaran utamanya adalah menguasai sumber energi dan sumber daya alam kita di nusantara ini," tegasnya.
Danrem menuntut peran seluruh komponen masyarakat bangsa Indonesia untuk mampu bertindak sebagai filter dan penyejuk untuk mencegah meluasnya isu-isu negatif dan menyesatkan yang berkembang di lingkungan masyarakat.
Ruruh mengajak seluruh pemuka agama dan tokoh yang hadir untuk mengedepankan hakikat pentingnya persatuan dan kesatuan, maka nuansa kemajemukan bangsa Indonesia betul-betul dapat menjadi sebuah rahmad yang menyejukan.
Sementara itu ulama Aceh Barat Tgk H Abdurrani Adian menambahkan, dirinya sangat seprinsip dengan apa yang digagas oleh satuan TNI tersebut untuk menciptakan kedamaian, ketertiban dan terjalinnya sikap toleransi antar umat beragama yang lebih baik di wilayah setempat.
"Kami mengapresiasi, dengan harapan silaturahmi ini dapat menjadi kekuatan kita bersama mewaspadai campur tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab memperkeruh situasi Aceh yang sudah damai dan aman," sebut Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat ini.
Senada juga disampaikan perwakilan dari umat Kristen Pendeta Egi dan perwakilan umat Budha Sumardi, bahwa di Aceh khususnya wilayah Aceh Barat dan Nagan Raya, perbedaan-perbedaan yang dilatarbelakangi agama sangat tidak terlihat.
"Hal ini menandakan bahwa warga masyarakat Aceh Barat dan Nagan Raya baik muslim maupun non muslim sangat menjunjung tinggi toleransi beragama. Kerukunan antar umat beragama selama ini kami rasakan berjalan dengan baik," kata Sumardi menambahkan.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan ikrar serta penandatangganan surat damai bersama, pengemukan agam serta ormas berjanji akan menjaga kerukunan antar umat beragama sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang berdampak pada perpecahan antar umat di wilayah setempat.
Komandan Korem 012 TU Kolonel Arh Ruruh A Setyawibawa di Meulaboh, Jumat mengatakan, banyaknya fitnah dan provokasi yang nyata ataupun terselubung merupakan cara mengadu domba mengacaukan keadaan lingkungan yang aman dan nyaman dirasakan masyarakat di daerah itu.
"Rasa persatuan dan kesatuan yang terpancar dari kerukunan hidup diantara kita dapat menjadi rapuh dan ternodai akibat fitnah dan adu domba pihak tertentu, karenanya hal ini harus kita waspadai bersama," tegasnya.
Hal itu disampaikan pada acara silaturahmi dengan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB), yang dihadiri oleh sejumlah pemuka agama, ormas, kepemudaan, kepala daerah dari Kabupaten Aceh Barat dan Nagan Raya di Aula Makorem 012 TU Desa Alue Peunyareng Kabupaten Aceh Barat.
Danrem menjelaskan, dengan berdalih hak asazi manusia (HAM) dan demokratisasi kejadian demi kejadian yang terjadi semua itu adalah desain yang direncanakan pihak tertentu agar rakyat Indonesia berselisih dan saling tidak percaya.
"Bila itu berhasil maka mereka dengan mudah menguasai negeri kita dengan sasaran utamanya adalah menguasai sumber energi dan sumber daya alam kita di nusantara ini," tegasnya.
Danrem menuntut peran seluruh komponen masyarakat bangsa Indonesia untuk mampu bertindak sebagai filter dan penyejuk untuk mencegah meluasnya isu-isu negatif dan menyesatkan yang berkembang di lingkungan masyarakat.
Ruruh mengajak seluruh pemuka agama dan tokoh yang hadir untuk mengedepankan hakikat pentingnya persatuan dan kesatuan, maka nuansa kemajemukan bangsa Indonesia betul-betul dapat menjadi sebuah rahmad yang menyejukan.
Sementara itu ulama Aceh Barat Tgk H Abdurrani Adian menambahkan, dirinya sangat seprinsip dengan apa yang digagas oleh satuan TNI tersebut untuk menciptakan kedamaian, ketertiban dan terjalinnya sikap toleransi antar umat beragama yang lebih baik di wilayah setempat.
"Kami mengapresiasi, dengan harapan silaturahmi ini dapat menjadi kekuatan kita bersama mewaspadai campur tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab memperkeruh situasi Aceh yang sudah damai dan aman," sebut Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Barat ini.
Senada juga disampaikan perwakilan dari umat Kristen Pendeta Egi dan perwakilan umat Budha Sumardi, bahwa di Aceh khususnya wilayah Aceh Barat dan Nagan Raya, perbedaan-perbedaan yang dilatarbelakangi agama sangat tidak terlihat.
"Hal ini menandakan bahwa warga masyarakat Aceh Barat dan Nagan Raya baik muslim maupun non muslim sangat menjunjung tinggi toleransi beragama. Kerukunan antar umat beragama selama ini kami rasakan berjalan dengan baik," kata Sumardi menambahkan.
Pertemuan tersebut diakhiri dengan ikrar serta penandatangganan surat damai bersama, pengemukan agam serta ormas berjanji akan menjaga kerukunan antar umat beragama sehingga tidak terjadi kesalahpahaman yang berdampak pada perpecahan antar umat di wilayah setempat.