"Ada guru yang tidak aktif setahun lebih, sebagaimana yang informasi yang berkembang sekarang ini, karena guru tersebut memiliki hubungan famili dengan salah seorang pejabat, pak MPD serahkan nama itu kepada saya," kata Wakil Walikota Salmaza di Subulussalam, Kamis.
Menurut Salmaza, guru yang tidak disiplin tersebut harus dievaluasi kinerjanya agar daerah ini tidak dirugikan akibat ulah segelintir oknum guru yang tidak menjalankan tugas sebagaimana yang diamanatkan untuk mendidik siswa.
"Saya minta nama guru itu, siapa nama pejabat dibelakangnya, saya akan evaluasi, hancur daerah ini jika guru seperti itu," tegasnya.
Hal itu disampaikan Salmaza pada pembukaan kajian ilmiah pendirian perguruan tinggi di Kota Subulussalam yang dilaksanakan di alau dinas pendidikan setempat.
Penyataan ini menanggapi pemberitaan sebelumnya dimana MPD Subulussalam mengungkapkan banyak temuan selama melakukan monitoring ke sekolah pedalaman yang ada di wilayah itu. Salah satunya yaitu adanya oknum guru yang tidak pernah aktif mengajar sampai bertahun-tahun.
Salmaza dalam kesempatan itu mengatakan masalah lain yang dihadapi Subulussalam saat ini adalah adanya siswa kelas VI SD yang belum bisa membaca.
Kondisi ini harus disikapi serius dengan meningkatkan pengawasan sekolah supaya kualitas dan mutu pendidikan di Subulussalam semakin membaik. Terlebih dalam waktu dekat ini perguruan tinggi berkerjasama dengan Unsyiah akan segera terwujud di bumi Sadakata ini.
"Selama ini pengawas kurang tersentuh, mereka harus diperhatikan, sekarang mutasi itu tidak murni lagi, kadang berbenturan dengan hati nurani, kita memang bukan malaikat, tapi setidaknya mendekatilah," kata Salmaza.
Sementara Ketua MPD Kota Subulussalam Jaminuddin mengatakan siap menyerahkan nama guru PNS yang tidak aktif kepada Walikota Merah Sakti dan Wakil Walikota Salmaza demi perbaikan dan kemajuan pendidikan di daerah ini.
''Kalau diminta ya kita serahkan untuk perbaikan pendidikan juga, kasihan kita anak-anak mereka membutuhkan pendidikan yang layak,'' kata Jaminuddin.