Kupang (ANTARA) - PT Pertamina menyatakan bahwa kenaikan harga Pertamax karena jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) tersebut merupakan nonsubsidi yang harganya mengikuti fluktuasi minyak dunia.
“Pertamina selalu mempertimbangkan daya beli masyarakat, harga Pertamax ini tetap lebih kompetitif di pasar atau dibandingkan harga BBM sejenis dari operator SPBU lainnya," kata Area Manager Communication & CSR Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Deden Mochamad Idhani dalam rilis yang diterima di Kupang, Sabtu.
Ia mengatakan kenaikan harga BBM nonsubsidi, khusus Pertamax, baru dilakukan dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, sejak tahun 2019.
Lebih lanjut Deden menjelaskan penyesuaian harga hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi yang dikonsumsi masyarakat sebesar 17 persen, dimana 14 persen merupakan konsumsi Pertamax dan 3 persen konsumsi Pertamax Turbo, Dexlite dan Pertamina Dex.
Baca juga: Ini harga baru tiga produk BBM non subsidi
Sedangkan BBM subsidi seperti Pertalite dan Solar subsidi yang dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 83 persen, tidak mengalami perubahan harga atau ditetapkan stabil di harga Rp7.650 per liter
Penyesuaian harga ini, lanjut Deden, sebenarnya masih jauh di bawah nilai keekonomian nya.
Ia pun mengatakan kenaikan harga BBM yaitu Pertamax yang disebabkan melambungnya harga minyak dunia hingga di atas 100 dolar per barel akibat krisis geopolitik.
Untuk tetap menjaga penyediaan dan penyaluran BBM, PT Pertamina kemudian melakukan efisiensi ketat di seluruh lini operasi. Akibatnya, penyesuaian harga BBM tidak dapat dihindari.
Baca juga: Pertamina: Dexlite naik 17 persen di Aceh
Sebelumnya Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerjasama Kementerian ESDM, Agung Pribadi dalam keterangan tertulisnya menyatakan dengan mempertimbangkan harga minyak bulan Maret yang jauh lebih tinggi dibanding Februari, maka harga keekonomian atau batas atas BBM umum RON 92 bulan April 2022 akan lebih tinggi lagi dari Rp14.526 per liter, bisa jadi sekitar Rp16.000 per liter.
Dengan demikian, penyesuaian harga Pertamax menjadi Rp12.500 per liter ini masih lebih rendah Rp3.500 dari nilai keekonomiannya. "Ini kita lakukan agar tidak terlalu memberatkan masyarakat," ujar Deden.
Seperti yang diketahui, jenis BBM gasoline nonsubsidi yaitu Pertamax dan Pertamax Turbo merupakan bahan bakar minyak kualitas terbaik yang diperuntukkan bagi kendaraan dengan kompresi tinggi.
“Kami memberikan zat aditif pada produk seperti Pertamax dan Pertamax Turbo agar rendah emisi dan udara menjadi lebih bersih. Tentunya kami menyarankan kepada para pemilik kendaraan keluaran baru untuk mengisi jenis BBM non subsidi tersebut,” ungkap Deden.
Dengan harga baru Pertamax, Pertamina berharap masyarakat tetap memilih BBM nonsubsidi yang lebih berkualitas. "Harga baru masih terjangkau, khususnya untuk masyarakat mampu. Kami juga mengajak masyarakat lebih hemat dengan menggunakan BBM sesuai kebutuhan," pungkas Deden.
Pertamina nyatakan harga Pertamax naik karena jenis nonsubsidi
Minggu, 10 April 2022 8:20 WIB