Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara mengatakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) telah menjadi peredam kejut (shock absorber) dari kenaikan harga-harga komoditas selama ini.
"Kita melihat kenaikan harga batu bara, kedelai, jagung dan minyak goreng. Kami upayakan ini untuk dijaga dan APBN adalah instrumennya," ujar Suahasil dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2022 di Jakarta, Kamis.
Untuk kenaikan harga minyak goreng, APBN telah menjadi instrumen pemberian insentif selisih harga minyak goreng guna menjaga ketersediaan pasokan dan daya jangkau masyarakat, serta memberikan bantuan langsung tunai (BLT) pangan.
Sementara untuk batu bara, kata Suahasil, APBN menjadi instrumen untuk menjaga pasokan batu bara untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Kebijakan tersebut dilakukan melalui pemberlakuan denda dan kompensasi yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.02/2022.
Sedangkan untuk harga kedelai dan jagung, stabilitas harga dijaga dengan cadangan stabilitas harga pangan (CSHP).
"APBN juga terus menggelontorkan perlindungan sosial, belanja kesehatan, serta belanja kementerian dan lembaga yang diharapkan dapat mendorong peningkatan pekerjaan dan pendapatan di masyarakat," ucap dia.
Selain itu, ia menuturkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) juga didesain tetap fleksibel agar responsif dan antisipatif merespons ketidakpastian yang masih tinggi.
Meski begitu, APBN akan tetap diarahkan untuk menjaga kesinambungan fiskal melalui penjagaan reformasi fiskal dan struktural dapat berjalan optimal dan komitmen seluruh kementerian dan lembaga untuk melaksanakan belanja yang lebih berkualitas.
Kemudian, melalui reformasi subsidi agar lebih tepat sasaran dan efektif secara bertahap untuk pengurangan kemiskinan, kesenjangan, dan memenuhi rasa keadilan, serta pelaksanaan APBN tahun 2022 yang perlu terus dijaga sebaik-baiknya agar dapat menjadi pondasi kokoh untuk pelaksanaan konsolidasi fiskal.