Banda Aceh (ANTARA Aceh) - Penyakit demam berdarah dengue (DBD) tidak memandang siapa yang diserang, tidak terkecuali dokter. Itulah yang dialami dr Herliza yang pernah terkena penyakit mematikan itu.
Untunglah Allah SWT masih memberi umur panjang, sehingga ia bertekad akan membantu setiap penderita DBD tersebut.
Herlina yang kini menjabat Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, itu menjadi garda terdepan dalam penangulangan berbagai penyakit menular, terutama penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aides Aigepty itu.
Apalagi wilayah Kota Lhokseumawe merupakan salah satu wilayah yang endemik terhadap salah satu jenis penyakit ini, yang setiap waktu kerap menghantui warga tanpa kenal usia, sehingga menjadi pekerjaan rumah yang besar baginya dibandingkan dengan jenis penyakit menular lainnya.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh itu mengatakan, setiap saat selalu ada warga yang menjadi korban DBD. Mulai dari usia anak-anak hingga dewasa dan orang tua.
Beragam usaha telah dilakukan dalam upaya menghadang jatuhnya korban akibat DBD tersebut di Lhokseumawe, akan tetapi tetap saja, ada kabar tersiar dan menjadi laporan pihaknya tentang warga yang terkena DBD.
Herliza mengakui, pihaknya beserta jajaran petugas kesehatan lainnya, selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya DBD, baik dengan mendatangi rumah-rumah warga terutama di daerah yang banyak kasusnya maupun secara massal di media massa.
Herliza mengatakn, upaya jitu terhadap penangulangan bahaya DBD tersebut adalah dengan peran serta masyarakat sendiri, baik dalam menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk mapun juga dengan mempedomani hidup sehat.
''Karena tanpa adanya keterlibatan masyarakat secara aktif, akan sulit untuk menanggulangi bahaya DBD ini,'' ungkap Herliza.
Untunglah Allah SWT masih memberi umur panjang, sehingga ia bertekad akan membantu setiap penderita DBD tersebut.
Herlina yang kini menjabat Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kota Lhokseumawe, itu menjadi garda terdepan dalam penangulangan berbagai penyakit menular, terutama penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Aides Aigepty itu.
Apalagi wilayah Kota Lhokseumawe merupakan salah satu wilayah yang endemik terhadap salah satu jenis penyakit ini, yang setiap waktu kerap menghantui warga tanpa kenal usia, sehingga menjadi pekerjaan rumah yang besar baginya dibandingkan dengan jenis penyakit menular lainnya.
Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh itu mengatakan, setiap saat selalu ada warga yang menjadi korban DBD. Mulai dari usia anak-anak hingga dewasa dan orang tua.
Beragam usaha telah dilakukan dalam upaya menghadang jatuhnya korban akibat DBD tersebut di Lhokseumawe, akan tetapi tetap saja, ada kabar tersiar dan menjadi laporan pihaknya tentang warga yang terkena DBD.
Herliza mengakui, pihaknya beserta jajaran petugas kesehatan lainnya, selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya DBD, baik dengan mendatangi rumah-rumah warga terutama di daerah yang banyak kasusnya maupun secara massal di media massa.
Herliza mengatakn, upaya jitu terhadap penangulangan bahaya DBD tersebut adalah dengan peran serta masyarakat sendiri, baik dalam menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk mapun juga dengan mempedomani hidup sehat.
''Karena tanpa adanya keterlibatan masyarakat secara aktif, akan sulit untuk menanggulangi bahaya DBD ini,'' ungkap Herliza.