Meulaboh (ANTARA Aceh) - Badan SAR Nasional melakukan penambahan volume memantau aktivitas masyarakat pesisir barat selatan Aceh pascagempa 7,8 SR yang berpotensi tsunami berpusat di wilayah Kepulauan Mentawai, Sumbar, Rabu malam (2/3).
"Gempa memang tidak terasa di sini tapi begitu terjadi kita langsung turun patroli awalnya, kemudian begitu mendapat informasi peringatan dini tsunami kita bergerak ke wilayah pesisir pantai," kata Koordinator SAR Pos Meulaboh, Rahmad Kenedy, Rabu malam (2/3).
Setelah turun ke kawasan perkampungan pesisir pantai kondisi air laut serta gelombang pantai menurut dia masih normal, pihaknya tidak menemukan ada perubahan mutasi air laut yang signifikan.
Hasil pantauan seluruh tim pasca gempa kata dia, ditemukan beberapa masyarakat yang panik mendengarkan informasi peringatan dini gempa berpotensi tsunami, mayoritas adalah warga berdomisili di pingir pantai seperti di Gampong (desa) Suak Indra Puri dan pasir, kemudian Gunong Kleng.
Tim yang turun mampu meredam gejolak kepanikan warga sehingga tidak semua masyarakat pesisir panik dan berlarian untuk evakuasi, demikian kondisi air laut di pantai masih relatif normal.
"Sebagian memang ada warga yang mulai panik, tapi begitu kami turun dapat mereda ada sebagian warga memang langsung berangkat. Mereka sudah kembali lagi setelah pencabutan peringatan tsunami," jelasnya.
Selain itu pertokoan yang berada di jalan Teuku Umar terpantau pihaknya tidak seperti biasa langsung menutup toko mereka, kemudian suasana kota Meulaboh sedikit gaduh setelah adanya peringatan dini tsunami termasuk Aceh.
Pengalaman gempa melanda Aceh, setelah adanya gempa berkekuatan berpotensi tsunami selalu adanya gempa susulan yang dikhawatirkan berdampak kepada masyarakat yang dalam kondisi belum begitu tenang.
"Karena itu kami malam ini bersama tim yang terkait stanby dan koordinasi lebih efektif sampai pagi, semoga saja tidak ada gempa susulan yang lebih besar yang dapat membuat warga Aceh Barat panik,"katanya menambahkan.
Pihak SAR dengan instansi terkait terus memantau perkembangan meskipun BMKG telah mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa bumi 7,8 SR yang berpusat di perairan sejauh 682 kilometer barat daya Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 kilometer pada pukul 19.49 WIB itu.
"Gempa memang tidak terasa di sini tapi begitu terjadi kita langsung turun patroli awalnya, kemudian begitu mendapat informasi peringatan dini tsunami kita bergerak ke wilayah pesisir pantai," kata Koordinator SAR Pos Meulaboh, Rahmad Kenedy, Rabu malam (2/3).
Setelah turun ke kawasan perkampungan pesisir pantai kondisi air laut serta gelombang pantai menurut dia masih normal, pihaknya tidak menemukan ada perubahan mutasi air laut yang signifikan.
Hasil pantauan seluruh tim pasca gempa kata dia, ditemukan beberapa masyarakat yang panik mendengarkan informasi peringatan dini gempa berpotensi tsunami, mayoritas adalah warga berdomisili di pingir pantai seperti di Gampong (desa) Suak Indra Puri dan pasir, kemudian Gunong Kleng.
Tim yang turun mampu meredam gejolak kepanikan warga sehingga tidak semua masyarakat pesisir panik dan berlarian untuk evakuasi, demikian kondisi air laut di pantai masih relatif normal.
"Sebagian memang ada warga yang mulai panik, tapi begitu kami turun dapat mereda ada sebagian warga memang langsung berangkat. Mereka sudah kembali lagi setelah pencabutan peringatan tsunami," jelasnya.
Selain itu pertokoan yang berada di jalan Teuku Umar terpantau pihaknya tidak seperti biasa langsung menutup toko mereka, kemudian suasana kota Meulaboh sedikit gaduh setelah adanya peringatan dini tsunami termasuk Aceh.
Pengalaman gempa melanda Aceh, setelah adanya gempa berkekuatan berpotensi tsunami selalu adanya gempa susulan yang dikhawatirkan berdampak kepada masyarakat yang dalam kondisi belum begitu tenang.
"Karena itu kami malam ini bersama tim yang terkait stanby dan koordinasi lebih efektif sampai pagi, semoga saja tidak ada gempa susulan yang lebih besar yang dapat membuat warga Aceh Barat panik,"katanya menambahkan.
Pihak SAR dengan instansi terkait terus memantau perkembangan meskipun BMKG telah mencabut peringatan dini tsunami akibat gempa bumi 7,8 SR yang berpusat di perairan sejauh 682 kilometer barat daya Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 kilometer pada pukul 19.49 WIB itu.