Jakarta (ANTARA) - Survei dari Lembaga Survei Indonesia (LSI) yang dilakukan pada 13 sampai 21 Agustus 2022 menunjukkan bahwa penilaian dari 1.220 responden terhadap kondisi politik nasional cenderung positif.
“Kondisi politik kalau kita bandingkan antara yang positif dan negatif, cenderung positif penilaiannya,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan saat memaparkan hasil survei bertajuk “Kondisi Ekonomi dan Peta Politik Menjelang 2024”, sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Lembaga Survei Indonesia di Jakarta, Minggu.
Lebih lanjut, Djayadi menyampaikan jumlah responden yang menilai kondisi politik nasional positif atau baik adalah sebesar 32,1 persen, sedangkan yang menilai negatif atau buruk sebesar 17,7 persen. Dengan demikian, penilaian baik itu lebih banyak 14,4 persen dibandingkan penilaian buruk.
Sementara itu, mayoritas responden atau sebesar 41,9 persen menilai bahwa kondisi politik nasional sedang.
Adapun 32,1 responden yang menilai kondisi politik nasional bernilai baik itu terdiri atas 1,3 persen yang menyatakan sangat baik dan 30,8 persen menyatakan baik. Lalu, 17,7 persen yang menilai kondisi politik nasional buruk terdiri atas 14,8 persen yang menyatakan buruk dan 2,9 persen lainnya menyatakan sangat buruk.
Terkait dengan metodologi survei ini, Djayadi menjelaskan populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang mempunyai hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berusia 17 tahun atau lebih ataupun mereka yang sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dari populasi itu, LSI melakukan penarikan sampel menggunakan metode penarikan acak bertingkat (multistage random sampling) dengan jumlah sampel sebanyak 1220 orang. Responden yang terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang sudah dilatih.
Dengan penarikan acak bertingkat, ukuran sampel 1.220 responden memiliki toleransi atau batas kesalahan (margin of error) kurang lebih 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Kondisi politik nasional dinilai cenderung positif
Minggu, 4 September 2022 15:20 WIB