Bandung (ANTARA) - Ruby diklaim sebagai jenis cokelat keempat yang ada di dunia setelah hitam (dark chocolate), susu (milk chocolate) dan putih (white chocolate). Cokelat ini memiliki rasa yang juga berbeda dari para pendahulunya.
Sebagian besar pencinta cokelat sudah mungkin sudah mengenal ruby. Cokelat ini pertama kali dikenalkan oleh produsen cokelat Barry Callebaut pada tahun 2017.
Biji kakao ruby tumbuh di bawah kondisi iklim yang unik dan hanya dapat ditemukan di Ekuador, Brasil serta Pantai Gading.
Cokelat ruby tidak mengandung buah beri, rasa berry, atau pewarna. Namun, cokelat ini memberikan rasa yang manis, segar seperti buah berry dan lembut.
Dibutuhkan waktu lebih dari 10 tahun untuk menghasilkan cokelat dengan rasa dan warna yang menarik, yakni percampuran antara merah muda dan ungu.
Di dunia gourmet, cokelat ruby telah digunakan untuk berbagai seperti pastry, kue, donat, es krim serta hidangan penutup lainnya.
Sales Gourmet Manager Barry Callebaut Indonesia Denny Hardian Ardiwinata mengatakan di Indonesia sudah banyak toko kue yang menggunakan cokelat ruby baik untuk lapisan penutup (coating) kue atau isian donat.
"Tren ruby sudah ada, waktu itu kita launching di salah satu premium store di Indonesia, dia aplikasikan untuk cake, drink," ujar Denny saat berbincang di Barry Callebaut Studio, Bandung, Kamis (15/9).
Menurut Denny, di Indonesia aplikasi cokelat ruby masih sebatas pada kue dan belum digunakan pada camilan atau cokelat batangan. Hal ini terjadi lantaran cokelat ruby termasuk dalam jenis premium, yang harganya tidak murah.
Denny mengatakan permintaan cokelat ruby tertinggi datang dari Eropa dan Jepang. Di Jepang cokelat ini digunakan sebagai varian khusus dari KitKat.
"Karena chef-nya juga harus mikirin banget aplikasi yang tepat untuk cokelat ruby. Memang harus banyak dikenalkan lagi karena dia rasanya mirip yogurt berries," kata Denny.