Unggulan kedelapan itu mengakhiri pertandingan setelah bertanding selama 78 menit dengan skor akhir 21-14, 14-21, 13-17 saat menghadapi Kodai Naraoka dari Jepang.
"Melangkah masih bisa. Tapi untuk melakukan gerakan yang ada reaksinya saat seperti tadi, masih sangat terasa. Tadi cuma agak kaget saja pas memaksa mengambil bola jauh, tumpuannya tidak pas. Makanya engkel kanan saya terasa sakit," kata Jonatan lewat informasi tertulis PP PBSI di Jakarta, Sabtu.
Jonatan yang merasa tidak nyaman dengan kakinya sempat meminta penanganan medis kepada umpire dan bisa kembali melanjutkan pertandingan.
Namun ketika Jonatan meminta penanganan medis untuk kedua kalinya saat skor 13-17, umpire menolak hal tersebut dan justru memberinya kartu kuning karena dinilai memperlambat jalannya pertandingan.
Jonatan tak ambil pusing soal keputusan umpire tersebut dan lebih memikirkan cederanya, yang diharapkan dapat segera pulih agar bisa tampil pada Hylo Open di Jerman pekan depan.
"Kecewa pasti kecewa, tapi tetap harus bersyukur apapun hasilnya. Semoga ada dua sampai tiga hari untuk pemulihan, sehingga sebelum ke Jerman bisa segera pulih," ungkap Jonatan.
Sehubungan dengan pertandingannya, Jonatan menilai Naraoka merupakan pemain yang ulet dan punya permainan yang cukup konsisten. Bahkan Naraoka juga terlebih dulu mengalahkan rekan sepelatnas, Shesar Hiren Rhustavito, pada babak 16 besar pada Kamis (27/10)
Sebenarnya Jonatan optimistis bisa merebut keunggulan pada gim ketiga, namun sayangnya cedera membuatnya berhenti dan membiarkan pebulu tangkis Jepang itu melaju ke semifinal.
"Memang Kodai itu pemain yang cukup alot dan ulet. Tetapi cukup disayangkan dengan kejadian cedera saya tadi, jadi mengubah semuanya," pungkas Jonatan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Laju Jonatan terhenti di perempat final French Open karena cedera