Kualasimpang (ANTARA Aceh) - Pertamina EP Field Rantau, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, memperketat patroli rutin dijalur lintasan pipa supplay minyak mentah di pinggiran desa (jalur tikus), akibat maraknya pencurian minyak mentah yang terindikasi dilakukan secara terorganisir dan profesional.
"Kita terus melakukan patroli rutin agar tidak terjadi penjarahan lagi di wilayah kerja Pertamina EP Rantau. Kami tidak mau menuding, karena ada pihak berwajib yang menangani praktik kotor ini, mereka lebih bisa menjustise siapa-siapa pelakunya setelah tertangkap," kata L and R Assistant Manager Pertamina EP Rantau, H Jufry kepada aceh.antaranews.com saat dihubungi di Kualasimpang, Jumat.
Perusahaan milik pemerintah tersebut, akhir-akhir ini sering kecolongan dan main kucing-kucingan dengan para penjarah minyak mentah milik perusahaan itu. Kurun waktu setahun ini, Pertamina EP Rantau kehilangan pendapatan minyak mentah ratusan barel.
Menurut Jufry, meski sudah ketat dilakukan patroli rutin, para penjarah lebih pintar dan terukur, melihat waktu-waktu yang kosong, saat itulah para penjarah mulai melakukan aktifitas penjarahan.
Ia menyatakan, pihak Pertamina EP Rantau tidak dapat mengakumulasikan berapa besar kerugian negara akibat penjarahan tersebut, sebab tidak terdeteksi, apalagi saat ditemukan lokasi penjarahannya, yang terlihat hanya drum kosong yang belum terisi minyak mentah jarahan.
"Titik lokasi penjarahan terdapat di sepanjang jalur aliran pipa suplay Rantau - Pangkalan Susu di Desa Paya Bedi hingga ke Desa Semadam, wilayah Kecamatan Kota Kualasimpang dan Kejuruan Muda, Kabupaten Aceh Tamiang. Ini wilayah paling rawan penjarahan minyak mentah, indikasinya terorganisir dan sangat rapi," terangnya.
Jufry berharap, peran serta pihak penegak hukum dan masyarakat, sama-sama mengawal jalur tikus yang kerap dijadikan sumber pendapatan ilegal bagi para penjarah.