Lhokseumawe (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Aceh Utara mencatat sebanyak 21.389 jiwa dari 4.234 keluarga di daerah itu terdampak banjir menyusul meluapnya sejumlah sungai akibat hujan lebat dalam beberapa hari terakhir.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Aceh Utara Mulyadi di Aceh Utara, Senin, mengatakan banjir yang terjadi sejak tiga hari tersebut semakin meluas dan kini merendam delapan dari 27 kecamatan di Kabupaten Aceh Utara.
"Data sementara, sebanyak 21.389 jiwa dari 4.234 keluarga terdampak banjir. Dari jumlah tersebut, 2.311 jiwa dari 649 keluarga mengungsi di empat titik. Banjir merendam 904 rumah warga," kata Mulyadi menyebutkan.
Dari delapan kecamatan tersebut, kata Mulyadi, banjir tertinggi terjadi di Kecamatan Langkahan. Ketinggian air di wilayah tersebut mencapai tiga meter. Banjir terjadi akibat jebolnya tanggul sungai Krueng Arakundo.
"Banjir di Kecamatan Langkahan meliputi dua desa yakni Desa Geudumbak dan Desa Buket Linteung. Selain merendam rumah warga, banjir juga merendam fasilitas publik seperti sekolah dan dayah," kata Mulyadi.
Sedangkan tujuh kecamatan lainnya di Kabupaten Aceh Utara yakni Kecamatan Tanah Luas meliputi tiga desa, Kecamatan Matang Kuli 19 desa terdampak, Kecamatan Pirak Timu dengan 14 desa.
Serta Kecamatan Lhoksukon sebanyak 13 desa, Kecamatan Samudera, Kecamatan Sawang dan Kecamatan Banda Baro masing-masing satu desa, kata Mulyadi.
"Jumlah desa di delapan kecamatan yang terendam banjir hingga saat ini mencapai 54 desa. Ketinggian air bervariasi antara 30 sampai 100 sentimeter, sementara untuk Kecamatan Langkahan mencapai tiga meter," kata Mulyadi.
Mulyadi mengatakan banjir juga menyebabkan 630 hektare lahan persawahan milik warga Kecamatan Matang Kuli terendam banjir dan terancam gagal panen.
"Kami mengimbau masyarakat l tetap waspada dan tidak panik. Tim BPBD terus memantau wilayah rawan banjir serta mempersiapkan penanganan tanggap darurat banjir," kata Mulyadi.