Meulaboh (ANTARA Aceh) - Dewan Kesenian Aceh Barat (DKAB) Provinsi Aceh mengelar kompetisi komedi tunggal (stand up comedy) 2016 untuk menggali kemampuan masyarakat daerah itu dalam bakat sebagai pelawak.
Ketua panitia Abrar, di Meulaboh, Sabtu, mengatakan, disamping itu tujuan utama kegiatan yang diinisiasi oleh devisi teater DKAB itu adalah agenda dewan kesenian menyediakan ruang kreativitas terbuka bagi mereka yang hoby dalam dunia komedian.
"Kegiatan-kegiatan hiburan seperti ini bisa menjadi wahana hiburan rakyat, kita akan menyaksikan adegan-adegan lawak dari masyarakat lokal. Bila berbakat, tidak menutup kemungkinan bisa tampil ketingkatan selanjutnya," katanya.
Selain itu kata Abrar, dengan kegiatan ini diharapkan dapat menjadi wahana hiburan sehat masyarakat di Aceh yang mungkin sedikit telah kaku disuasana momen politik pemilihan kepala daerah (Pilkada) serentak 2017.
Kompetisi melawak itu terbuka bagi masyarakat luas untuk kawasan barat dan selatan Aceh, baik dari laki-laki maupun wanita dengan usia minimal 15 tahun atau setara berpendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat.
Kegiatan tersebut akan dibuka pendaftaranya sejak 15-19 Oktober 2016 di Sekretariat panitia di Endatu Kupie, Jalan Nasional Simpang Lr Kuini Meulaboh, Kecamatan Johan Pahlawan dan pendaftaran tidak dipungut biaya apapun (gratis).
"Kuota peserta terbatas hanya untuk 50 orang pendaftar pertama, gratis. Peserta harus melakukan registrasi ulang sebelum perlombaan dimulai dengan membawa bukti sebagai peserta perlombaan," sebutnya.
Lebih lanjut Abrar menjelaskan, untuk besaran hadiah tidak disebutkan secara nominal angka, namun dipastikan pemenang akan diberikan hadiah berupa uang pembinaan, tropy dan piagam penghargaan kepada juara I,II dan III.
Sebutnya, penampilan pelawak lokal itu di depan umum dan wajib mengikuti tata tertib perlombaan, salah satu ketentuan yang ditekankan adalah muatan lawak dilarang keras menggunakan kata-kata kasar, mengandung SARA dan berbau pornografi.
Panitia juga tidak melarang peserta membawakan tema atau alur dari stand up comedy itu menyinggung soal politik, namun jangan sampai mengarah politik praktis atau memuat bahasa menyindir pihak-pihak tertentu di luar konteks demokrasi.
"Sifat perlombaan ini adalah non formal, kepada 10 besar grand final akan berlaga di malam final. Tema atau materi stand up ditentukan oleh peserta diupayakan kreatif dan sopan," katanya menambahkan.